finnews.id – Imbas adanya dugaan keracunan akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 20 siswa SDN Meruya Selatan 01, Rabu, 29 Oktober 2025, pihak sekolah akan menggelar jajak pendapat orang tua murid.
Jajak pendapat ini digelar untuk mengetahui pendapat orang tua murid terkait keberlangsungan program MBG di lembaga pendidikan itu.
“Kita tetap akan mengkaji kembali dan kami juga akan membuat ‘polling’ ke orang tua, apakah akan kita lanjutkan atau tidak,” kata Wakil Kepala SDN Meruya Selatan 01, Nur Syamsiyah, Senin, 3 November 2025.
Menurut Nur, pada prinsipnya sekolah bisa menerima atau menolak program MBG, sejauh didukung dengan alasan yang jelas.
“Dari pengelola MBG bilang ke kami, tidak apa-apa kalau misalkan tidak menerima, tapi harus ada alasan yang jelas. Alasannya apa kami tidak menerima,” kata Nur.
Konsep yang sama juga berlaku jika sekolah hendak menghentikan program tersebut.
“Apakah akan kita lanjutkan atau tidak, karena ini anak-anak kita. Istilahnya manusia yang harus benar-benar kita pertanggungjawabkan kesehatan dan keselamatan,” kata Nur.
Perlu Evaluasi Program MBG
Ia juga menjelaskan, awalnya program MBG disambut baik oleh orang tua murid, dengan pertimbangan berkurangnya kewajiban memberi uang saku pada anak.
Namun, munculnya dugaan insiden keracunan memunculkan desakan untuk perlunya dievaluasi lebih jauh mengenai program MBG.
“Kalau misalkan memang ini masih dilanjutkan, kami berharap mungkin lebih ketat lagi untuk seleksi menu seperti apa, terus untuk dicek kembali seperti itu,” kata Nur.
Hasil Laboratorium Belum Keluar
Sebelumnya, sebanyak 20 siswa SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, diduga mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG.
Indikasi keracunan terlihat saat 20 orang anak menunjukkan gejala mual dan pusing usai menyantap menu MBG yang terdiri dari mie, telur kecap, puding dan beberapa item menu lainnya.
“Tujuh yang ke RSUD, karena waktu itu Puskemas Kembangan lagi penuh. Jadi, akhirnya kami disarankan ke RSUD Kembangan. Yang di sekolah, 13 anak itu ditangani dokter. Artinya, tak terlalu parah,” ujar Siti.