finnews.id – Setelah dua bulan menghilang pasca kasus penjarahan rumahnya, anggota DPR nonaktif Ahmad Sahroni akhirnya muncul di hadapan warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (2/11).
Dalam kesempatan itu, politikus Partai NasDem tersebut menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan praktik korupsi, serta menyayangkan aksi penjarahan yang menyasar hingga foto-foto keluarganya.
“Semua orang membenci saya, semua orang mencari saya. Bapak Ibu, saya alhamdulillah tidak korupsi,” ujar Sahroni di hadapan warga yang memadati halaman rumahnya di Jalan Swasembada, Tanjung Priok.
mengaku prihatin karena rumahnya dianggap sebagai hasil dari uang rakyat atau pajak.
Ia menilai anggapan itu keliru dan menyebut sebagian pihak yang menjarah rumahnya belum tentu taat pajak.
“Saya yakin tuh, orang-orang yang teriak itu boro-boro bayar pajak. Pasti nunggu sembako juga,” katanya.
Politisi NasDem itu menilai, aksi penjarahan rumahnya telah diframing secara politik oleh pihak-pihak yang tidak memahami konteks sebenarnya.
Ia menegaskan bahwa kasus ini bukan sekadar masalah pribadi, melainkan juga cerminan bagaimana opini publik bisa digiring tanpa fakta.
Selain kehilangan barang berharga, Sahroni mengaku paling menyesalkan foto keluarganya turut dijarah.
“Pertanyaannya buat apa coba, oke lah barang lain diambil silakan. Tapi foto keluarga diambil, buat apa? Buat kenangan?” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Sahroni juga menampik isu bahwa dirinya kabur ke luar negeri saat aksi demonstrasi berlangsung pada akhir Agustus lalu.
“Saat kejadian saya masih di dalam rumah, tidak pergi ke luar negeri,” tegasnya.
Sahroni saat ini tengah menghadapi sidang dugaan pelanggaran etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) buntut dari pernyataannya yang dinilai tidak empatik terhadap aksi demonstrasi 25–31 Agustus lalu.
Hingga kini, MKD belum menjadwalkan pemanggilan langsung terhadap dirinya.
Selain Sahroni, empat nama lain yang juga menjalani sidang etik yakni Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Adies Kadir.