Finnew.id – Ancaman seismik yang terus membayangi Afghanistan kembali menjadi nyata. Sebuah gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 6,3 mengguncang wilayah utara negara tersebut pada dini hari, Senin, 3 November 2025. Peristiwa ini menambah panjang daftar tragedi bencana alam di negara yang sedang menghadapi krisis kemanusiaan multidimensi.
Menurut laporan dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), guncangan kuat tercatat terjadi pada pukul 12:59 waktu lokal Afghanistan (atau 03:29 WIB). Pusat gempa (episenter) berlokasi sekitar 22 kilometer barat daya Khulm, sebuah distrik di Provinsi Balkh, Afghanistan utara.
Meskipun gempa terjadi cukup dalam, yakni pada kedalaman yang direvisi menjadi 28 kilometer, laporan awal dari wilayah tersebut mengindikasikan dampak yang merusak, terutama di kawasan yang berdekatan dengan episenter. Getaran gempa dirasakan kuat hingga mencapai ibu kota negara, Kabul.
Kerusakan dan Korban Terbaru: Longsor di Jalur Utama
Tidak seperti laporan awal yang menyebutkan tidak ada kerusakan, data terbaru yang terkumpul dari wilayah Balkh dan Provinsi Samangan menunjukkan dampak yang lebih serius. Walaupun jumlah korban tidak sebesar bencana sebelumnya, korban jiwa dilaporkan berjatuhan akibat efek sekunder gempa, yaitu tanah longsor.
Setidaknya empat orang dilaporkan tewas setelah longsoran material berat menimbun sebagian ruas Jalan Raya Asia 7, jalur vital yang melintasi Distrik Khulm. Selain itu, puluhan warga lainnya mengalami luka-luka, baik akibat runtuhan kecil maupun karena kepanikan saat berusaha menyelamatkan diri.
Di Mazar-i-Sharif, ibu kota Provinsi Balkh, kepanikan massal melanda penduduk di tengah malam, memaksa banyak orang berhamburan keluar rumah. Laporan mencatat sejumlah rumah dan dinding mengalami keretakan parah dan runtuh, yang melukai puluhan warga. Kerentanan infrastruktur di Afghanistan yang mayoritas terdiri dari bangunan berstruktur rapuh, terutama di daerah pedesaan, selalu menjadi faktor utama tingginya angka korban dalam setiap peristiwa gempa.
