Setelah ia tua putra putrinya membantu pendampingan haji dan umrah. Ia sendiri mendirikan madrasah di dekat rumahnya. Salah satu anak yang diandalkan adalah yang sakit itu.
Saya menengok yang sakit itu ke rumahnya. Saya lihat keadaannya: parah. Saya ragu: apakah akan menyarankan transplant. Keluarga ini sangat agamis. Belum tentu percaya hati manusia bisa diganti.
Selama itu, untuk penyembuhannya pun banyak mendatangi kiai –¬di samping ke dokter dan keluar-masuk rumah sakit.
Akhirnya saya tawarkan jalan itu. Saya lihat perusahaan ini sangat maju. Sayang kalau harus terhambat dalam regenerasi.
Keluarga ini mendengarkan dengan baik. Saya pun terus diminta menjelaskan apa itu transplant. Juga pengalaman saya menjalaninya.
Sang ayah dengan cepat menyampaikan keputusannya –sambil menahan genangan air mata. Ia menyerahkan anaknya ke saya –untuk mengikuti jejak ganti hati.
“Tidak harus ke Tiongkok,” kata saya kepada beliau –jangan sampai ia takut anaknya jadi komunis. Si anak ikut mendengarkan sambil tergeletak di tempat tidur. Saya sungguh khawatir kata T menimbulkan alergi di tubuh mereka.
“Jakarta sudah bisa melakukan transplantasi hati. Di RSCM. Siloam juga bisa,” kata saya. “Saya akan hubungkan ke dokter di sana,” kata saya.
Pun kalau mau di luar negeri tidak harus ke T. Bisa ke India. Saya ceritakan: seorang tokoh politik kita baru saja transplant hati di India. Berhasil. Saya kenal baik dengannya.
Bahkan, kata saya, Iran pun juga sudah bisa. Tapi mungkin ia takut jadi syiah. Sudah banyak yang bisa melakukan. Asal tidak ke Singapura: bagus tapi mahal sekali.
Saya beri waktu mereka untuk berpikir.
Seminggu kemudian saya dikabari. “Hasil istikharah kiai kami, cocoknya di Tiongkok,” kata sang ayah. Istikharah adalah satu jenis sembahyang untuk mendapat ilham atas pilihan-pilihan yang ada. Biasanya istikharah dilakukan saat memilih gadis mana yang akan dijadikan menantu.
Saat hasil istikharah kiai itu disampaikan kebetulan saya sedang di Beijing. Makan malam dengan beberapa teman. Salah satunya seorang dokter muda –diajak bapaknya ikut makan malam. Ia bercerita bahwa dokter yang merawat saya di Tianjin dulu sekarang bertugas di sebuah RS baru di pinggiran kota Beijing. Jadi atasan dokter muda itu.