Home 360° Sanae Takaichi, Gadis Heavy Metal yang Kini Pimpin Jepang
360°

Sanae Takaichi, Gadis Heavy Metal yang Kini Pimpin Jepang

Bagikan
Kisah Sanae Takaichi, Si Gadis Metal yang Kini Pimpin Jepang
Kisah Sanae Takaichi, Si Gadis Metal yang Kini Pimpin Jepang
Bagikan

“Saya tumbuh dalam dunia musik metal. Kegagalan hanya membuat saya ingin bermain lebih keras lagi,” tegasnya.

Pada percobaan ketiganya tahun 2025, suasana berubah. Rakyat menginginkan pemimpin tegas dan merakyat.

Kampanyenya menonjolkan reformasi ekonomi aktif. Kemandirian energi Jepang. Dan tentu saja peran besar perempuan di dunia kerja.

Slogannya sederhana: “Dengan Sanae, Jangan Khawatir”.  Slogan ini menjadi nyanyian di seluruh negeri.

Poster wajahnya menghiasi stasiun. Jalan raya. Bahkan toko-toko kecil di Osaka dan Nagoya.

“Saya tidak datang membawa janji kosong. Saya datang membawa keberanian,” paparnya.

Kehidupan Pribadi, Cinta & Kesetiaan

Sanae menikah dengan Taku Yamamoto. Sesama politisi LDP. Mereka dikenal sebagai pasangan sederhana. Saling menghargai karier masing-masing.

Meski tidak memiliki anak, Sane Takaichi sering mengatakan seluruh warga Jepang adalah “anak-anak” yang harus ia jaga.

“Saya tak punya anak kandung. Tapi saya punya 125 juta rakyat yang harus saya rawat seperti keluarga,” urainya.

Di waktu senggang, Sane masih suka menonton bisbol Hanshin Tigers atau bermain drum di studio kecil di rumahnya.

Ia juga sering berkendara dengan motor klasiknya di pinggiran Tokyo pada pagi hari. Kebiasaan ini yang membuatnya tetap merdeka meskipun sedang dalam tekanan.

Hari Kemenangan yang Menggetarkan

4 Oktober 2025 menjadi hari yang menandai babak baru dalam sejarah Jepang. Di depan ribuan pendukungnya, Sanae Takaichi naik ke panggung. Langkah mantap. Percaya diri.

Kamera-kamera menyorot wajahnya. Sebagian orang tersenyum. Sebagian lagi tak percaya. Langit Tokyo yang mendung seolah ikut menyaksikan lahirnya sejarah baru.

“Mulai hari ini, saya berjanji membawa Jepang maju tanpa meninggalkan siapa pun,” kata Sanae pelan, suaranya bergetar namun pasti.

Tepuk tangan pecah. Beberapa perempuan di barisan depan menangis. Akhirnya seorang perempuan bisa juga memimpin Jepang.

Sebagai perdana menteri, Sanae Takaichi dikenal tegas dan fokus. Ia kerap memimpin rapat hingga larut malam. Menolak istirahat sebelum semua data lengkap.

Bagikan
Artikel Terkait
Percetakan mushaf Al-Qur'an terbesar di dunia yang terletak di kota Madinah.
360°

Terpukau Megahnya Percetakan Al-Qur’an Terbesar di Dunia

Di etalase, jemaah juga dapat melihat Al-Qur-an terjemahan dalam berbagai bahasa. Ada...