Krisis Pertanian dan Kualitas Udara
Masalah tidak berhenti pada sektor energi. Polusi di India juga memengaruhi produktivitas pertanian secara besar-besaran. Peneliti memperkirakan penurunan hasil panen antara 36 hingga 50 persen di wilayah paling tercemar, terutama pada tanaman padi dan gandum. Awan yang menumpuk lama tanpa hujan mengurangi intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman untuk berfotosintesis. Akibatnya, produksi beras di beberapa wilayah utara menurun tajam. Hal ini menjadi ancaman bagi ketahanan pangan nasional karena sebagian besar penduduk India bergantung pada sektor pertanian untuk hidup.
Selain itu, aerosol yang dihasilkan dari pembakaran biomassa, kendaraan, dan industri memperparah kabut asap di musim dingin. Kombinasi antara udara dingin dan polusi tinggi menciptakan lapisan udara yang menjebak partikel berbahaya di dekat permukaan tanah. Kondisi ini memperburuk kesehatan masyarakat, meningkatkan kasus penyakit pernapasan, dan mengurangi visibilitas udara hingga beberapa kilometer saja di kota besar seperti Delhi dan Mumbai.
Pelajaran Dari Negara Lain
India bukan satu-satunya negara yang kehilangan sinar matahari. Pada periode 1970 hingga 2000, Eropa juga mengalami fenomena serupa akibat industrialisasi berat. Namun, setelah menerapkan kebijakan udara bersih dan pengurangan emisi, sinar matahari di benua itu mulai kembali meningkat, fenomena yang dikenal sebagai global brightening. Hal serupa terjadi di Tiongkok, di mana upaya besar-besaran untuk menekan emisi industri mulai memperbaiki kualitas udara di kota besar.
Jika India mengambil langkah serupa, kemungkinan besar penurunan sinar matahari dapat ditekan. Penerapan kebijakan ketat terhadap pembakaran terbuka, peningkatan transportasi hijau, serta pembatasan emisi industri dapat memulihkan langit dan meningkatkan efisiensi panel surya. Dengan begitu, India bukan hanya memperbaiki kualitas udara, tetapi juga memperkuat ketahanan energi dan pangan.
Harapan Untuk Langit yang Lebih Cerah
Polusi di India telah mencuri sebagian besar sinar matahari yang dulu menjadi simbol kehidupan dan energi. Namun, harapan masih ada. Sejumlah ilmuwan menyebutkan bahwa sejak 1980-an, beberapa wilayah di dunia mengalami peningkatan paparan sinar matahari berkat penurunan aerosol dan perubahan pola awan. Jika India mampu menekan sumber polusi dengan kebijakan kuat, negara itu dapat menikmati manfaat serupa.
Masa depan energi terbarukan bergantung pada langit yang bersih. India memiliki peluang besar untuk memperbaiki keadaan dengan menggabungkan inovasi teknologi dan komitmen lingkungan. Udara yang bersih tidak hanya membawa sinar matahari kembali, tetapi juga memberi kehidupan baru bagi generasi berikutnya. Dengan tindakan nyata, India bisa membalik keadaan dan mengembalikan cahaya yang hilang karena polusi di India.
Referensi:
BBC News. (2025). Foul skies, fading light: How air pollution is stealing India’s sunshine.
Scientific Reports, Nature Portfolio (2025). Decline of sunshine hours across India and its relation to aerosols and cloud dynamics.
Indian Institute of Technology (IIT) Kanpur, Atmospheric Studies Division (2025). Impact of aerosols on solar energy efficiency in India.
 
                                                                         
                                     
                             
                                 
				                
				             
						             
						             
						             
						             
 
			         
 
			         
 
			         
 
			         
                                                                                                             
				             
				            