Catatan Dahlan Iskan

Cahaya Adharta

Bagikan
Bagikan

Ia terkena long Covid: pendengarannya terganggu. “Stereo di telinga saya tidak berfungsi. Bertahun-tahun,” katanya. “Sampai sekarang pun stereo itu belum sembuh total. Hanya sekarang tidak perlu lagi pakai alat bantu dengar,” katanya.

Adharta, dalam tulisannya ini, bercerita tentang anak wanitanya: Maria.

Inilah tulisan asli Adharta. Anda pun akan sulit percaya. Jadi seorang pengusaha kaya ternyata tidak harus kehilangan kemampuan kesastrawanannya:

***

Awal dari Cinta

Oleh : Adharta

Langit Beijing sore itu seperti kanvas raksasa berwarna jingga keemasan.

Di tengah hembusan angin musim semi yang lembut,

Maria berdiri di depan cermin kamarnyi, mengenakan cheongsam putih bersulam bunga peoni sebagai simbol cinta dan keberuntungan.

Hari itu adalah hari pernikahannyi.

Di luar, musik lembut mengalun dari restoran klasik di Jalan Wangfujing, salah satu sudut paling hidup di jantung kota Beijing.

Lampion merah bergoyang perlahan, memantulkan cahaya ke wajah-wajah bahagia.

Kelvin, pria yang telah merebut hatinyi sejak tahun pertama kuliah, berdiri menunggu di altar kecil yang dihiasi bunga sakura. Senyumnya menenangkan seperti matahari pagi.

Mereka mengucap janji di hadapan keluarga dan sahabat, dengan tawa dan air mata yang bercampur jadi satu.

Malam itu, pesta berlangsung hingga larut.

Di antara suara biola dan denting gelas anggur, Maria merasakan dunia berhenti sejenak seolah seluruh kebahagiaan dunia berhimpun di dadanyi.

Maria bukan wanita biasa.

Dia lulusan Beijing University dengan predikat summa cumlaude. Begitu lulus, dia langsung diterima di perusahaan ”BUMN” besar sebagai supervisor muda.

Kariernya melesat cepat, dan banyak yang mengagumi, bukan hanya karena kecerdasan, tapi juga kerendahan hatinyi.

Sementara Kelvin, lulusan psikologi, memilih jalan berbeda.

Ia bergabung sebagai konselor militer membantu para prajurit yang terluka secara mental setelah bertugas di medan perang.

Pekerjaan itu membuatnya sering absen dari rumah, tapi setiap kali pulang, ia selalu membawa senyum yang sama: hangat, tulus, penuh cinta.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Marah Iklan

Awalnya tarif yang dikenakan ke Kanada 25 persen. Hanya bidang tertentu yang...

Dahlan Iskan bersama Wakil Direktur Sari Bahari, Putra Prathama.
Catatan Dahlan Iskan

Seafood Sukhoi

Saya membayangkan betapa besar kekuatan bom produksi Sari Bahari itu. Waktu bom...

Putus Rantai
Catatan Dahlan Iskan

Putus Rantai

Di antara Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda itu akan ada satu jenis...

Takdir Al Khoziny
Catatan Dahlan Iskan

Takdir Al Khoziny

Kiai Khozin, pendiri Al Khoziny, dinilai sebagai ulama yang sangat dikasihi Nabi...