Ada pula komentar yang meminta agar dilakukan pengecekan terhadap alat penggilingan daging yang digunakan, apakah memakai alat pribadi atau jasa umum. Beberapa netizen lain juga mengingat bahwa spanduk bertuliskan “Bakso Babi” pernah ada di warung tersebut, namun kini sudah tidak terlihat lagi.
“Dulu sempat ada banner tulisan Bakso Babi, tapi entah kenapa hilang. Kadang lihat pembelinya berjilbab, bahkan ada yang bawa anak. Herannya, penjualnya nggak bilang kalau itu bakso babi,” tulis pengguna lainnya.
Fenomena ini menimbulkan diskusi luas di media sosial, terutama soal pentingnya kejelasan label makanan di wilayah dengan mayoritas Muslim seperti Yogyakarta. Hingga kini, warung Bakso B2 Pak Saidi masih ramai diperbincangkan dan menjadi perhatian publik.