Catatan Dahlan Iskan

Seafood Sukhoi

Bagikan
Dahlan Iskan bersama Wakil Direktur Sari Bahari, Putra Prathama.
Dahlan Iskan bersama Wakil Direktur Sari Bahari, Putra Prathama.
Bagikan

Saya membayangkan betapa besar kekuatan bom produksi Sari Bahari itu. Waktu bom yang menghancurkan bangunan Nasrullah itu getarannya ke seluruh kota. Bangunan yang rusak pun begitu banyak.

Bom bikinan Sari Bahari juga bisa diluncurkan untuk sasaran sejauh 50 km. Bom itu juga bisa mencari sasarannya sendiri. Bahkan sudah diekspor ke Vietnam. Pernah juga ekspor ke Amerika Latin.

Sebenarnya bom Sari Bahari sudah memenuhi standar NATO. Putra sudah ikut pameran persenjataan pesawat tempur di berbagai negara. Termasuk di Eropa. Tapi belum ada negara anggota NATO yang memesannya.

“Yang mendirikan perusahaan ini ayah saya,” ujar Putra. “Saya tinggal meneruskan,” tambahnya.

Waktu itu, sang ayah sangat prihatin. Indonesia punya satu skuadron pesawat tempur Sukhoi. Tapi tidak ada persenjataannya.

Tentu sia-sia latihan pakai Sukhoi tapi tidak pernah menembakkan senjata dari pesawat itu.

Anda sudah tahu mengapa Indonesia punya Sukhoi tanpa perlengkapanmya: Indonesia kena embargo Amerika Serikat.

Anda juga masih ingat bagaimana sejarah kita memiliki Sukhoi: dibarter dengan ketan dan karet. Di zaman Presiden Megawati Soekarnoputri.

Sang ayah, Ir Ricky Hendrik Egam, dulunya supplier industri senjata, Pindad. Punya teman-teman di TNI-AU. Lalu ia belajar ke berbagai tempat untuk bisa bikin bom yang bisa dipasang di Sukhoi. Berhasil. Tidak hanya bisa bikin bom. Juga bisa membuat ”rumah”-nya di bagian bawah Sukhoi –tempat bom ditempelkan.

Nama perusahaannya pakai kata “Bahari” untuk menghormati kakek Putra yang ikut berjuang di Trikora membebaskan Papua. Sang kakek orang Manado, yang menyekolahkan Ricky ke Malang. Putra sendiri lahir di Malang. Tamat SMA-nya di Dempo. Lalu kuliah di Maranatha Bandung. Setelah lulus S-2 di Universitas Pertahanan, Putra diserahi sang ayah untuk memimpin perusahaan. Dua adiknya pun terjun ke Sari Bahari.

Sang ayah kini lebih punya waktu untuk menunggang kuda. Ia punya delapan kuda berikut stable-nya.

Tidak menyangka sudah ada perusahaan swasta yang mampu memproduksi bom dan roket untuk pesawat tempur.

Bagikan
Artikel Terkait
Putus Rantai
Catatan Dahlan Iskan

Putus Rantai

Di antara Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda itu akan ada satu jenis...

Takdir Al Khoziny
Catatan Dahlan Iskan

Takdir Al Khoziny

Kiai Khozin, pendiri Al Khoziny, dinilai sebagai ulama yang sangat dikasihi Nabi...

Setahun Berharap
Catatan Dahlan Iskan

Setahun Berharap

Maka ramai spekulasi reshuffle besar-besaran akan terjadi tanggal 8 Oktober –mengingat saktinya...

Cheng Li-wun
Catatan Dahlan Iskan

Cheng Li-wun

Cheng Li-wun lahir di Taiwan tapi bapaknyi orang Yunnan, pojok barat daya...