Peraih Nobel Perdamaian 1996 ini sudah mengangkat isu keanggotaan ASEAN sejak 1970-an, sebagai bagian dari visinya untuk mengamankan masa depan bangsa melalui integrasi regional.
Meski demikian, negara dengan populasi 1,4 juta jiwa ini masih menghadapi tantangan besar.
Perekonomian Timor Leste, yang bernilai sekitar 2 miliar dollar AS (Rp 33,2 triliun), masih sangat bergantung pada cadangan minyak dan gas lepas pantai yang semakin menipis.
Bergabungnya Timor Leste ke ASEAN diharapkan dapat mempercepat upaya pembangunan kembali yang telah berlangsung sejak kemerdekaan.
Gusmao menyimpulkan, “Bagi ASEAN, ini merupakan kelanjutan dari sebuah visi: Keluarga bangsa yang benar-benar bersatu, yang diikat oleh nilai-nilai bersama dan aspirasi bersama.”
KTT ke-47 ASEAN merupakan forum bagi para pemimpin untuk membahas perdagangan, keamanan regional, dan cara menjaga persatuan blok tersebut di tengah persaingan yang semakin ketat antara China dan Amerika Serikat.