-
Laporan Kualitas Udara Dunia IQAir 2024
-
Database WHO/UNICEF 2024 untuk air dan sanitasi
-
Indeks Kinerja Lingkungan Yale 2024 (Environmental Performance Index – EPI) untuk limbah dan pengelolaan sampah
Daftar Negara Terkotor di Dunia 2025
Berdasarkan hasil survei tersebut, berikut 10 negara dengan skor kebersihan terendah di dunia tahun 2025:
Peringkat | Negara | Skor Kotor | Catatan Utama |
---|---|---|---|
1 | Bangladesh | 84,75 | Kualitas udara dan air sangat buruk |
2 | Pakistan | 81,5 | Polusi udara ekstrem di kota besar |
3 | Chad | 72,75 | Minim infrastruktur sanitasi |
4 | India | 70,7 | Masalah limbah dan udara kotor |
5 | Nigeria | 68,75 | Sistem kebersihan publik lemah |
6 | Irak | 63,9 | Pengelolaan sampah buruk pascakonflik |
7 | China | 61,5 | Polusi industri tinggi |
8 | Nepal | 60,65 | Keterbatasan air bersih di pedesaan |
9 | Mesir | 59,95 | Pengelolaan limbah belum optimal |
10 | Indonesia | 58,75 | Kualitas udara dan kebersihan kota jadi masalah utama |
Dengan skor tersebut, Indonesia resmi berada di posisi ke-10 negara terkotor di dunia tahun 2025.
Mengapa Indonesia Masuk Daftar Negara Terkotor?
Meski tidak berada di posisi teratas, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam pengelolaan lingkungan, terutama di wilayah perkotaan padat seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.
Dua faktor utama penyebab rendahnya skor Indonesia adalah:
-
Kualitas udara yang menurun.
Menurut laporan IQAir 2024, sejumlah kota besar di Indonesia mencatat tingkat polusi udara tinggi, terutama akibat emisi kendaraan bermotor dan pembakaran terbuka. -
Kebersihan dan pengelolaan sampah yang belum maksimal.
Banyak daerah masih kesulitan dalam pengumpulan dan pengolahan sampah, sehingga muncul tumpukan sampah di sungai, pantai, dan jalanan.
Selain itu, minimnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dan kurangnya fasilitas pengelolaan limbah modern juga memperburuk situasi.
Tidak Semua Negara Terkotor Itu Negara Miskin
Menariknya, laporan ini juga menegaskan bahwa tingkat kebersihan tidak selalu sejalan dengan kekayaan negara.
Beberapa negara berpendapatan menengah seperti India dan Indonesia memiliki skor rendah karena masalah urbanisasi cepat yang tidak diimbangi infrastruktur kebersihan memadai.
Sebaliknya, beberapa negara kecil dengan sumber daya terbatas justru lebih bersih karena sistem manajemen sampah yang efisien dan disiplin masyarakat tinggi.