Maka ramai spekulasi reshuffle besar-besaran akan terjadi tanggal 8 Oktober –mengingat saktinya angka delapan di mata Prabowo. Ketika tanggal itu berlalu begitu sendu orang berharap ke tanggal 17 Oktober –satu tambah tujuh delapan juga. Dan ketika tanggal 17 berlalu, orang masih berharap pada tanggal 20 Oktober –sekaligus menandai satu tahun pemerintahan Prabowo.
Sampai pun tanggal 20 reshuffle tidak terjadi. Maka tidak ada lagi yang berharap-harap.
Harapan yang tersisa: semoga pemerintahan Prabowo berhasil.
Hasil survei yang dipublikasikan pemerintah, keberhasilan itu sudah nyata: tingkat kepuasan pada Prabowo mencapai 78,3 persen. Itu berdasar hasil survei yang dilakukan Poltracking Indonesia. Tingkat kepuasan kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga amat tinggi: 71 persen.
Program unggulan swasembada pangan tercapai dengan sangat baik –didukung curah hujan sepanjang tahun. Swasembada energi masih bersifat usaha –antara lain menangkap “raja BBM” Reza Khalid dan operasi tambang batu bara ilegal.
Nilai tukar rupiah belum bisa menguat sedikit pun, tapi inflasi sangat terkendali –antara lain dengan cara mengerahkan polisi memaksa petani menjual gabah dengan harga yang ditentukan.
Program unggulan Makan Bergizi Gratis sudah mencapai lebih 30 juta siswa dengan catatan banyak kasus keracunan. Kabar baiknya: pemerintah tidak memaksakan menghabiskan anggaran MBG sehingga sisa dana Rp 70 triliun dikembalikan ke kas negara.
Unggulan lainnya, koperasi desa Merah Putih, memang sudah terbentuk merata –tapi umumnya belum berani bergerak.
Satu tahu pertama pun sudah dilewati Prabowo dengan sedikit gejolak di akhir Agustus. Tahun kedua dimulai besok pagi. Masa jabatan itu sudah berkurang 20 persen. Waktu berjalan cepat.
Prabowo tentu sangat puas dengan hasil survei tingkat kepuasan itu. Apalagi Wapres Gibran.
Bagi yang tidak puas gampang saja: lakukan sendiri survei ke tetangga sekitar Anda.(Dahlan Iskan)