finnews.id – Apakah Anda pernah merasa tiba-tiba pusing saat berdiri, pandangan berkunang, atau tubuh mendadak lemas tanpa sebab yang jelas?
Jika iya, bisa jadi tubuh sedang memberi sinyal tekanan darah rendah atau hipotensi.
Meski sering dianggap sepele, hipotensi bisa berdampak serius jika tidak dikenali dan ditangani dengan tepat.
Menurut Mayo Clinic, seseorang dikatakan mengalami tekanan darah rendah bila tekanan sistolik berada di bawah 90 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 60 mmHg.
Bagi sebagian orang, kondisi ini tidak berbahaya. Namun, pada sebagian lainnya, tekanan darah rendah bisa memicu gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan berisiko menyebabkan pingsan.
Gejala Tekanan Darah Rendah yang Perlu Diwaspadai
Mengutip dari American Heart Association (AHA), berikut sejumlah gejala umum tekanan darah rendah yang perlu Anda kenali:
-
Pusing atau kepala terasa ringan, terutama saat berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
-
Pingsan (syncope) akibat aliran darah ke otak yang tidak mencukupi.
-
Penglihatan kabur atau berkunang-kunang, karena suplai darah ke mata menurun.
-
Mual dan tubuh terasa lemas, muncul tanpa penyebab yang jelas.
-
Sulit berkonsentrasi, karena otak kekurangan oksigen dan nutrisi.
Menurut jurnal BMJ Open, gejala hipotensi bisa semakin berat ketika seseorang mengalami dehidrasi atau kekurangan elektrolit, misalnya setelah berolahraga berat atau cuaca panas ekstrem.
Jadi, kalau Anda sering merasa pusing saat berdiri atau tiba-tiba lemas, jangan dianggap sepele. Itu bisa jadi sinyal tubuh sedang kekurangan tekanan darah.
Penyebab Tekanan Darah Rendah Menurut Ahli
Berdasarkan informasi dari National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), ada beberapa penyebab utama hipotensi, di antaranya:
-
Dehidrasi
Kehilangan banyak cairan tubuh—baik karena keringat, muntah, atau diare—bisa menyebabkan volume darah menurun, sehingga tekanan darah ikut turun. -
Perdarahan
Cedera besar atau pendarahan internal dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis. -
Gangguan Jantung
Menurut Mayo Clinic, bradikardia (detak jantung lambat), gagal jantung, atau serangan jantung dapat memicu tekanan darah rendah. -
Gangguan Hormon (Endokrin)
Ketidakseimbangan hormon akibat penyakit seperti Addison’s disease atau diabetes juga bisa menyebabkan hipotensi. -
Efek Samping Obat
American Heart Association mencatat bahwa obat-obatan seperti diuretik, beta-blocker, hingga antidepresan tertentu dapat menurunkan tekanan darah. -
Infeksi Berat (Sepsis)
Ketika tubuh melawan infeksi besar, tekanan darah bisa turun drastis akibat syok septik, kondisi berbahaya yang perlu penanganan medis segera.
Jenis-Jenis Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Menurut Mayo Clinic, tekanan darah rendah dapat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung penyebab dan situasinya: