Fakta yang Benar: Dalam konteks rezeki atau kemuliaan, istilah Pati tidak melulu berarti kematian fisik. Pati sering diartikan sebagai “mati suri” atau “tidak berdaya” untuk sementara waktu. Artinya, orang tersebut mungkin akan mengalami masa-masa sulit atau ‘mati’ rezeki sebelum bangkit kembali. Ini lebih merupakan peringatan untuk bekerja keras dan bersabar, karena setelah kesulitan, kemuliaan akan datang.
Mitos 3: Weton Tinggi Pasti Lebih Sukses daripada Weton Rendah
Banyak orang membanggakan nilai neptu weton yang tinggi (seperti Sabtu Kliwon, neptu 17) dan menganggap mereka yang ber-neptu rendah (misalnya Selasa Wage, neptu 7) akan kurang beruntung.
Fakta yang Benar: Nilai neptu yang tinggi menunjukkan energi atau potensi yang besar. Namun, potensi hanyalah modal. Dalam Primbon, yang terpenting adalah kecocokan atau keselarasan dengan elemen lingkungan dan pekerjaan. Orang dengan weton “rendah” yang jatuh pada perhitungan rezeki Tunggak Semi (Rezeki seperti pohon yang selalu bertunas) justru akan lebih makmur dan stabil rezekinya dibandingkan weton tinggi yang jatuh pada Bumi Kapetak (Orang yang keras dan perlu berjuang sendiri). Kesuksesan bergantung pada usaha dan keselarasan, bukan angka neptu semata.
Mitos 4: Weton yang Sama Tidak Boleh Menikah
Misalnya, dua orang yang sama-sama lahir pada Jumat Kliwon tidak boleh menikah karena nasib mereka akan saling menarik ke bawah.
Fakta yang Benar: Pernikahan sesama weton tidak dilarang mutlak. Sebaliknya, pernikahan dengan weton yang sama justru bisa menghasilkan keselarasan karena memiliki sifat dasar, Pancasuara, dan Lintang yang serupa. Yang perlu diwaspadai adalah jika sifat buruk dari kedua pasangan bersatu. Solusinya bukan membatalkan, tetapi saling mengisi dan mengontrol sifat negatif masing-masing.
Mitos 5: Weton Hanya Dipakai untuk Meramal Nasib dan Jodoh
Banyak yang menganggap weton hanya berfungsi sebagai alat ramalan nasib dan kecocokan pasangan.
Fakta yang Benar: Fungsi utama weton jauh lebih luas dan praktis. Weton digunakan sebagai penentu hari baik (Dina Alah dan Dina Mulya) untuk memulai usaha, mendirikan rumah, pindah, atau melakukan upacara adat. Intinya, weton adalah penanda waktu yang bertujuan untuk mencari keselamatan (kebaikan dan keberuntungan), bukan sekadar meramal, melainkan untuk menentukan langkah yang paling harmonis dengan energi alam pada hari tersebut.