Bulgaria Masih Belum Menemukan Irama Permainan
Bagi Bulgaria, kekalahan telak ini memperpanjang catatan buruk mereka di Grup E. Empat kali bermain tanpa satu pun poin membuat posisi mereka terpuruk di dasar klasemen. Pelatih Aleksandar Dimitrov menyebut timnya butuh waktu untuk berkembang dan menemukan keseimbangan.
Ia menilai para pemainnya terlalu gugup menghadapi tekanan tinggi dari Spanyol. Transisi mereka lambat dan organisasi pertahanan mudah goyah. “Kami harus belajar dari tim seperti Spanyol. Mereka bermain sederhana tapi efektif,” ucap Dimitrov usai laga.
Spanyol di Jalur Sempurna
Empat kemenangan tanpa kebobolan membuat Spanyol kini menjadi tim dengan rekor terbaik di Eropa dalam kualifikasi kali ini. Mereka sudah mencetak 15 gol dan menunjukkan efisiensi luar biasa dalam bertahan. Laporte dan Le Normand tampil solid, sementara Unai Simón hampir tak mendapat ancaman berarti.
Trio tengah Zubimendi, Merino, dan Pedri juga menunjukkan harmoni yang kuat. Kombinasi teknik dan visi mereka membuat aliran bola dari belakang ke depan berjalan lancar. Transisi cepat menjadi ciri khas yang membuat Spanyol sulit dihentikan.
Luis de la Fuente memanfaatkan setiap pertandingan untuk merotasi skuad, memberi kesempatan bagi pemain muda tanpa mengorbankan konsistensi hasil. Pendekatan ini menjadi kunci kesuksesan mereka sejauh ini.
Klasemen Sementara Grup E
-
Spanyol – 12 poin (4 menang, 15 gol, 0 kebobolan)
-
Turki – 9 poin (3 menang, 1 kalah, 13 gol, 3 kebobolan)
-
Georgia – 3 poin (1 menang, 3 kalah, 8 gol, 11 kebobolan)
-
Bulgaria – 0 poin (0 menang, 4 kalah, 1 gol, 16 kebobolan)
Dengan posisi ini, Spanyol berada di jalur aman untuk memastikan tiket otomatis ke putaran final. Mereka unggul tiga poin atas Turki dan memiliki selisih gol yang jauh lebih besar.
Dukungan Penuh dari Suporter
Suasana di Valladolid terasa istimewa. Ribuan suporter memenuhi stadion dengan semangat tinggi. Bendera merah-kuning berkibar di setiap sudut, dan nyanyian “¡Vamos España!” menggema sejak menit awal. Dukungan luar biasa itu memberi motivasi tambahan bagi para pemain.
Para penggemar menikmati gaya bermain khas Spanyol yang memanjakan mata. Serangan bertubi-tubi dan kombinasi cepat antara Pedri dan Baena membuat mereka terus bertepuk tangan sepanjang laga. Setelah peluit akhir, suporter tetap bertahan untuk memberi penghormatan kepada para pemain yang tampil gemilang.