Di tengah masyarakat yang kolektif dan penuh norma sosial, kepercayaan seperti ini bisa menjadi bentuk adaptasi sosial.
Namun, saat kepercayaan ini berubah menjadi ketakutan yang membatasi kemajuan hidup, saat itulah batas antara kearifan dan belenggu mulai kabur, maka penting untuk memposisikannya secara bijak memahami nilai budayanya, tapi tetap kritis dan tidak terjebak dalam ketakutan tak berdasar.
Pesugihan Kandang Bubrah adalah contoh nyata bagaimana kepercayaan dan budaya bisa membentuk cara hidup masyarakat.
Apakah benar rezeki akan seret jika rumah diselesaikan? Itu kembali pada keyakinan masing-masing. Yang jelas, dalam dunia modern yang rasional ini, kita tetap bisa menghargai warisan budaya tanpa harus terseret dalam ketakutan.
Masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa rezeki datang bukan hanya dari rumah yang “bubrah” atau tidak.
Tapi dari kerja keras, doa, dan keberanian untuk berkembang. Menghormati budaya adalah hal baik, tapi jangan sampai budaya menghalangi masa depan.