finnews.id – Bayi menangis malam hari sering menjadi topik hangat di kalangan orang tua. Sejak dulu, tangisan bayi tengah malam kerap dihubungkan dengan gangguan makhluk halus. Cerita ini diwariskan secara turun-temurun dan kadang membuat orang tua merasa cemas atau takut, bahkan tanpa mencari penjelasan ilmiah.
Namun, tahukah kamu bahwa menangis di malam hari adalah bagian dari perkembangan normal bayi? Fenomena ini telah terjadi sejak zaman nenek moyang kita, dan ternyata memiliki dasar medis yang jelas. Orang tua yang memahami penyebabnya cenderung lebih tenang dan mampu menenangkan bayi dengan cara yang tepat.
Berikut beberapa penyebab umum yang perlu dipahami:
1. Kebutuhan Dasar yang Belum Terpenuhi
Tangisan adalah satu-satunya cara bayi berkomunikasi. Ia bisa menangis karena lapar, popok basah, suhu kamar yang tidak nyaman, atau posisi tidur yang salah. Semua hal ini wajar terjadi dan dapat diatasi dengan perhatian serta ketelatenan orang tua.
2. Fase “Purple Crying”
Fase ini kerap membuat orang tua panik. Purple crying adalah periode normal di mana bayi menangis terus-menerus tanpa sebab medis yang jelas, biasanya terjadi pada usia 2 minggu hingga 3–4 bulan. Ini bukan tanda gangguan, melainkan fase perkembangan otak dan saraf yang akan membaik seiring waktu.
3. Kelelahan dan Stimulasi Berlebih
Bayi yang terlalu sering diajak bermain, mendengar suara keras, atau melihat cahaya terang di siang hari bisa merasa lelah secara sensorik. Akibatnya, di malam hari ia menangis untuk melepaskan ketegangan. Inilah bentuk alami bayi mengatur emosinya.
4. Tanda Kesehatan yang Perlu Diperhatikan
Jika bayi menangis lebih lama dari biasanya atau terlihat tidak nyaman, bisa jadi ia sedang sakit. Gejala seperti demam, perut kembung, atau pilek bisa menjadi penyebab utama. Dalam kondisi seperti ini, penting bagi orang tua untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak.
Mitos bayi menangis malam hari memang telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat, namun penting bagi orang tua modern untuk memahami penjelasan medis di baliknya. Dengan begitu, rasa cemas bisa berkurang, dan perhatian bisa lebih fokus pada kebutuhan nyata si kecil.