Namun, tafsir lainnya menekankan bahwa cicak di pundak kiri justru bisa menjadi peringatan agar tidak terlena dengan kenyamanan. Bisa jadi, kamu sedang berada di jalur yang kurang baik dan alam memberikan sinyal untuk memperbaiki arah hidup.
Menariknya, banyak orang yang mengaku mengalami kejadian ini tepat sebelum momen penting dalam hidup mereka, misalnya saat menerima tawaran kerja, bertemu jodoh, atau pindah ke tempat yang membawa perubahan besar.
Maka dari itu, wajar jika mitos ini masih diyakini oleh banyak orang hingga kini.
Sudut Pandang Ilmiah vs Kepercayaan Budaya
Dari sisi ilmiah, tentu kejatuhan cicak hanyalah kebetulan yang bisa dijelaskan secara logika, mungkin cicak sedang berjalan di langit-langit dan terpeleset.
Tapi dalam budaya, apalagi yang sedalam primbon Jawa, setiap kejadian punya makna tersembunyi.
Inilah yang membedakan masyarakat tradisional dengan masyarakat modern, kepekaan terhadap simbol dan kejadian alam dianggap sebagai bentuk komunikasi antara manusia dan semesta.
Dalam budaya Jawa, alam tidak pernah diam. Ia selalu memberi petunjuk bagi mereka yang mau memahami.
Jika kamu percaya pada primbon dan mengalami kejatuhan cicak di pundak kiri, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
• Tenangkan diri, jangan langsung panik atau ketakutan.
• Berdoa atau melakukan ritual kecil seperti membasuh pundak dengan air bersih atau kembang.
• Introspeksi diri, coba evaluasi apa yang sedang kamu alami dalam hidup saat ini.
• Bersiap menerima rezeki atau pesan, baik berupa kesempatan baru maupun ujian yang memperkuat mentalmu.
Meskipun terlihat sepele, kejatuhan cicak di pundak kiri menurut primbon Jawa bisa menjadi pengingat bahwa hidup penuh dengan isyarat.
Entah itu rezeki, peringatan, atau perubahan hidup, semua bisa datang dari hal-hal yang tidak kita sangka.
Yang terpenting, jangan terlalu takut ataupun terlalu berharap.
Gunakan mitos ini sebagai refleksi diri dan motivasi untuk terus waspada dan bersyukur atas apa pun yang sedang kamu jalani.