Nah, proses adaptasi saluran pencernaan ini membuat gerakan usus lebih aktif dan kadang menghasilkan suara tertentu di perut bayi, baik berupa gemuruh maupun bunyi kecil lainnya. Inilah yang menyebabkan perut bayi bunyi lebih sering.
Namun, tidak perlu cemas karena kondisi ini wajar terjadi dan tidak memerlukan penanganan khusus. Bunda hanya cukup memastikan bayi mendapatkan nutrisi, waktu tidur yang cukup, serta perhatian penuh agar ia tetap nyaman.
Konsumsi makanan yang mengandung gas
Jika bayi sudah mulai mengenal makanan padat, konsumsi makanan yang mengandung gas bisa menyebabkan perut bayi bunyi. Makanan, seperti brokoli, kol, dan kacang-kacangan, dapat menghasilkan gas berlebih di dalam saluran cerna.
Gas ini akan ikut bergerak bersama makanan dan cairan, sehingga saat melewati usus, menimbulkan suara atau bunyi pada perut bayi. Selain itu, gas yang terperangkap juga dapat membuat bayi merasa kembung dan tidak nyaman.
Untuk meredakannya, Bunda bisa melakukan pijat ILU untuk membantu mengeluarkan gas berlebih di dalam perutnya. Dengan begitu, bunyi di perut bayi akan mereda.
Pelekatan ASI yang kurang tepat
Pelekatan ASI yang kurang tepat saat menyusui juga dapat menjadi penyebab perut bayi bunyi lho. Ketika mulut bayi tidak menempel dengan benar pada payudara, Si Kecil akan cenderung menelan lebih banyak udara bersama ASI. Nah, udara yang masuk ke saluran pencernaan ini bisa menghasilkan bunyi di perut bayi.
Tidak hanya itu, perlekatan ASI yang kurang tepat juga bisa menyebabkan bayi sering cegukan atau kembung, sehingga menambah frekuensi bunyi dari perutnya.
Untuk mencegahnya, pastikan mulut bayi menempel sempurna pada payudara. Usahakan agar puting masuk cukup jauh ke dalam mulut Si Kecil hingga bibirnya menutup area areola Bunda. Sementara itu, jika Si Kecil menggunakan dot, gunakan dot dengan ukuran lubang yang sesuai dan pastikan botol miring sehingga dot selalu penuh dengan susu.
Sembelit
Salah satu penyebab perut bayi bunyi adalah sembelit atau susah BAB. Ketika bayi mengalami sembelit, pergerakan ususnya menjadi tidak lancar. Nah, sisa makanan yang menumpuk dapat menghasilkan gas berlebih dan memicu suara di saluran cerna.