Bahkan, saat ingin memulai usaha, pindah rumah, atau mengadakan hajatan, penentuan hari baik dilakukan berdasarkan perhitungan weton dan pasaran.
Selain itu, kalender ini juga memegang peranan penting dalam pelaksanaan upacara adat, seperti ruwatan, mitoni, hingga nyadran. Tradisi-tradisi tersebut dipercaya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, sekaligus menghubungkan generasi sekarang dengan leluhur.
Komponen-Komponen Penting dalam Kalender Jawa
Untuk memahami cara kerja kalender Jawa, kita perlu mengetahui elemen-elemen utama yang menjadi dasar perhitungan waktu:
1. Hari
Sama seperti kalender Masehi, terdiri dari tujuh hari: Minggu hingga Sabtu.
2. Pasaran
Ini adalah siklus lima hari tradisional: Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon. Gabungan hari dan pasaran membentuk “weton”.
3. Weton
Kombinasi hari dan pasaran. Contohnya: Kamis Pahing, Rabu Legi, atau Jumat Kliwon. Weton sering digunakan untuk:
- Menentukan hari pernikahan
- Mencari kecocokan pasangan
- Menghitung waktu terbaik memulai usaha atau kegiatan spiritual
4. Neptu
Angka yang diberikan untuk setiap hari dan pasaran, misalnya:
- 7 hari: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu
- 5 pasaran: Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon
Penjumlahan neptu dari hari dan pasaran digunakan dalam berbagai perhitungan primbon.
5. Bulan Jawa (Sasi)
Ada 12 bulan dalam setahun Jawa, yaitu: Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, Besar.
Di bulan Oktober 2025, masyarakat akan melalui Bakda Mulud hingga Jumadil Awal.
Meskipun zaman terus berubah, kalender Jawa tetap menjadi simbol kearifan lokal yang lestari. Generasi muda kini pun mulai melirik kembali warisan ini sebagai bagian dari identitas budaya.
Dengan memahami kalender Jawa Oktober 2025, kita bukan hanya membaca tanggal kita juga menyelami filosofi dan peradaban yang sudah ada sejak berabad-abad lalu.
Kalender ini mengajarkan kita tentang keseimbangan hidup, ketepatan waktu, dan keterhubungan antara manusia, alam, dan spiritualitas.