finnews.id – Beberapa waktu terakhir ini, generasi Z (gen Z) tersorot media dalam peristiwa demonstrasi dan kerusuhan di Indonesia, Nepal dan Perancis. Mereka bersama unsur masyarakat lain melakukan protes kepada pemerintah, menyuarakan aspirasi dan kepedulian terhadap masalah yang sedang terjadi di negaranya.
Gen Z adalah generasi yang lahir dalam periode 1997-2012. Mereka saat ini berusia 13 hingga 28 tahun, bisa jadi sebagai siswa SMA, mahasiswa, fresh graduate, karyawan baru, atau entrepreneur muda. Mereka dikenal dengan ciri digital native, ambisius dan percaya diri.
Berdasarkan data Susenas BPS (2024), Gen Z mengisi 24.12 persen dari klas menengah. Komposisi Gen Z bersama generasi Milenial (lahir 1981-1996) hampir 50 persen dari kelompok klas menengah. Mereka lahir, tumbuh dan berkembang dalam keluarga relatif berkecukupan dengan pendidikan yang baik, mampu berkomunikasi dan beraktualisasi secara luas didukung literasi digital.
Namun, Gen Z juga tumbuh dalam situasi dunia yang kompleks. Mereka menghadapi kenyataan perihal kesenjangan sosial dan ekonomi, isyu lingkungan dan perubahan iklim, atau hak asasi manusia. Pada posisi ini, kesadaran untuk menyuarakan isu yang menjadi minat mereka begitu kuat.Didukung literasi digital, suara kritis gen Z muncul dan menggema bersamaan dalam berbagai platform media. Mereka secara terang-terangan melawan pihak yang tidak bersesuaian dengan kesadaran kolektifnya. Partisipasi dalam demonstrasi, menunjukkan klimaks ketidakpuasan terhadap situasi yang terjadi.Gen Z diharapkan berperan penting dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Pada saat itu, mereka akan berusia 34 hingga 48 tahun, usia yang sangat produktif hingga matang untuk mengambil peran penting dalam pembangunan.Indonesia Emas 2045 memproyeksikan Indonesia menjadi negara maju melalui transformasi sosial, ekonomi, tata kelola, supremasi hukum, stabilitas, dan kepemimpinan Indonesia, serta ketahanan sosial budaya dan ekologi (RPJPN 2025-2045).Beberapa indikator ekonomi telah diproyeksikan dari tahun 2025 ke 2045, antara lain jumlah penduduk naik dari 285 menjadi 324 juta jiwa, pendapatan per kapita naik dari 5500 menjadi 30300 dolar, kemiskinan turun dari 8 menjadi 0.8 persen, share PDB manufaktur naik dari 21 menjadi 28 persen, rasio kewirausahaan naik dari 3.1 menjadi 8.0 persen, indeks inovasi global naik dari 60 menjadi 30 besar, indeks daya saing digital meningkat dari 43 menjadi 20 besar, share ekspor dalam PDB naik dari 21.6 menjadi 40 persen.