Hari ini jatuh dalam Wuku Kurantil, wuku ke-20 dalam urutan kalender Jawa. Wuku ini sering dikaitkan dengan sifat hati-hati, teliti, dan reflektif.
Orang-orang yang lahir atau melakukan kegiatan penting pada Wuku Kurantil sering dianjurkan untuk mempertimbangkan keputusan dengan matang.
Dalam masyarakat tradisional, pemilihan waktu yang selaras dengan karakter wuku dianggap dapat membawa keberkahan atau menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Meski terlihat rumit, sistem ini justru mencerminkan betapa harmonisnya hubungan antara waktu, alam, dan manusia dalam budaya Jawa.
Warsa Dal dan Filosofi Siklus Tahun Jawa
Tahun ini, menurut kalender Jawa, berada dalam siklus Warsa Dal. Dalam sistem Jawa, terdapat delapan jenis warsa atau tahun, yang masing-masing memiliki karakter unik.
Warsa Dal sering dikaitkan dengan siklus yang penuh tantangan, tetapi juga membawa peluang bagi yang siap bekerja keras dan beradaptasi.
Siklus warsa ini diyakini dapat memengaruhi keadaan umum, mulai dari cuaca, kondisi ekonomi, hingga suasana batin masyarakat.
Maka tidak heran jika masyarakat Jawa tradisional masih memadukan kalender masehi dan kalender Jawa untuk membaca “suasana tahun” dan mengambil keputusan penting dalam hidup.
Meski kini hidup di era digital, penggunaan kalender Jawa masih eksis, bahkan terus digunakan oleh banyak kalangan untuk keperluan adat, spiritual, maupun kebudayaan.
Dari pernikahan, pembangunan rumah, hingga acara adat, banyak yang tetap mempertimbangkan hitungan hari menurut kalender ini.
Tidak hanya soal keyakinan, kalender Jawa juga menjadi simbol identitas budaya yang menyatu dalam kehidupan masyarakat, terutama di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan sebagian Jawa Timur.
Menjadi pengingat bahwa di balik modernitas, masih ada kearifan lokal yang tak ternilai harganya.
Kalender Jawa hari ini, 28 September 2025, dengan kombinasi Minggu Pon, Neptu 12, Wuku Kurantil, dan Warsa Dal, menyimpan banyak makna dan filosofi.
Bukan hanya sebagai alat penanggalan, sistem ini merupakan warisan budaya yang kaya, mengajarkan keseimbangan antara waktu, tindakan, dan alam semesta.