Versi ini muncul karena dalam sejarah lisan masyarakat sering terjadi konflik antar kampung, sehingga makna Adonara dihubungkan dengan sejarah pertikaian tersebut. Kedua tafsir ini sama-sama berkembang dan menjadi bagian dari ingatan kolektif masyarakat Adonara tentang identitas pulau ini.
Adat
Selain mengikuti sistem pemerintahan negara, masyarakat Adonara juga mengenal pemerintahan adat yang berbasis pada suku. Setiap suku dipimpin oleh seorang kepala suku. Dalam sistem ini, terdapat pula kelompok bangsawan yang disebut Ata Kebelen dalam bahasa Lamaholot, yang memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pemerintahan adat.
Kepala suku berfokus pada hal-hal yang bersifat adat dan spiritual, seperti memimpin upacara atau menjatuhkan sanksi adat. Sementara itu, para Ata Kebelen biasanya memegang jabatan pemerintahan formal, seperti kepala dusun, kepala desa, lurah, hingga camat. Keduanya menjalankan fungsi masing-masing dengan harmonis tanpa saling melangkahi kewenangan.
Adapun kepercayaan asli masyarakat Adonara dikenal dengan sebutan Koda Kirin.
Kondisi Geologis
Saat ini struktur geologi Adonara memiliki luas wilayah 529,8 kilometer persegi (km2). Pulau Adonara kaya akan sumber daya alamnya, terdiri dari batuan andesit, granit, diorit, dolomit, batu pasir, basalt, lava, serpih, sekis, hingga batu metamorf yang dikarenakan Gunung Ile Boleng sendiri merupakan gunung api aktif yang menjadi puncak tertinggi di Adonara.
Pulau ini menawarkan keindahan alam yang memukau. Saat ini Pulau Adonara memiliki 8 kecamatan. Yakni Adonara Timur, Adonara Barat, Kelubagolit, Witihama, Wotan Ulumado, Ile Boleng, Adonara, dan Adonara Tengah.