Catatan Dahlan Iskan

Crowding Out

Bagikan
Crowding Out
Bagikan

Kredit perumahan, misalnya, akan bisa membuat ekonomi di bawah bergerak: tukang-tukang batu dapat pekerjaan. Tapi juga harus pilih-pilih seperti apa perusahaannya.

Berarti bank juga perlu memperbanyak pejabat analis kredit. Yang penglihatannya lebih tajam di zaman perubahan arah bisnis seperti sekarang ini.

Biaya operasional bank akan naik. Rapat-rapat dan tinjauan ke lapangan akan kian banyak. Manajemen risiko harus kian canggih.

Pokoknya kerja lebih keras.

Siapa yang mau?!

Tidak ada yang mau. Apalagi kalau selama ini sudah telanjur enak: laba besar, gaji besar, tantiem besar, risiko kecil.

Memberi kredit lebih banyak ke BUMN itu enak. Uangnya besar tapi jumlah perusahaan kreditornya sedikit. Pengawasannya mudah. Kalau macet pun punya alasan: dipaksa pemerintah.

Kesimpulan saya: sulit mengharapkan kesukarelaan bank untuk bekerja lebih keras demi membantu kelancaran jalan baru ekonomi negara.

Berarti harus ada pemaksaan. Lewat aturan. Regulasi baru. Harus ada aturan baru yang ditaati bank. Jangan hanya injak kaki.

Rakyat sendiri terlalu pusing kalau harus memikirkan semua itu. Rakyat itu sangat toleran. Ikut saja mana yang baik. Tapi rakyat juga tahu: kapan harus marah.

Bagikan
Artikel Terkait
Isa bersama Janet (kanan) dan suami Janet--
Catatan Dahlan Iskan

Hati Separo

Lalu saya berikan jalan terakhir dan terjelek –kalau semua usaha memperpanjangnya gagal....

Transplantasi hati istri untuk suami di Beijing
Catatan Dahlan Iskan

Hati Nikah

Sebelum kami berangkat ke Beijing saya terus berkomunikasi dengan pihak rumah sakit....

Saat pasien dan seluruh keluarga di bandara Juanda menjelang berangkat ke Beijing.--
Catatan Dahlan Iskan

Hati Istri

Saya pun minta disebutkan nama dokter pindahan dari Tianjin itu. Betul. Dia...

Catatan Dahlan Iskan

Bawang Merah

Masih ada lagi: anggur. Warna hijau. Renyah. Kriyuk-kriyuk. “Tapi kok masih ada...