finnews.id – Ed Sheeran merilis album kedelapannya dengan kondisi yang kurang memuaskan.
Dua album terakhirnya, Subtract dan Autumn Variations yang kalem dan introspektif, gagal total secara komersial, masing-masing terjual kurang dari setengah juta kopi. (Album terbesarnya, Divide (2017), terjual 8,4 juta kopi di Inggris saja).
Rekaman-rekaman itu mengangkat topik-topik berat – kematian sahabatnya, Jamal Edwards, dan diagnosis serta pemulihan istrinya, Cherry, dari kanker. Lagu-lagunya bersifat katarsis, tidak dirancang untuk mendominasi tangga lagu – tetapi untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Sheeran harus membuktikan sesuatu.
Dia langsung masuk ke dalamnya pada rekaman barunya, pada lagu pembuka yang diberi judul harfiah yang menyilaukan, “Opening”.
Pengakuan yang begitu tajam dari salah satu artis tersukses di generasinya. Dan ini menimbulkan pertanyaan yang nyata: Apa yang dinyanyikan Ed Sheeran ketika penonton menolak lagu-lagunya yang paling personal?
Album barunya, Play, terus berupaya menemukan jawaban.
Dalam siaran pers, ia menyebutnya “tanggapan langsung” terhadap “masa tergelap dalam hidup saya”.
“Dari semua itu, saya hanya ingin menciptakan kegembiraan dan warna-warni, serta menjelajahi budaya di negara-negara yang saya kunjungi.”
Dalam 13 lagu, ia bernyanyi tentang pelarian dan pelepasan, cinta dan pengabdian – secara halus, tetapi penuh percaya diri, menambahkan cita rasa Asia dan Timur Tengah ke paletnya.
Sampul buku ini memuat catatan tentang pemain sitar dan tabla, santoor Kashmir, dan kanjira India Selatan.
Anda mendengar pengaruhnya paling menonjol pada Symmetry, kisah tentang pertemuan larut malam, yang irama pendorongnya dihiasi oleh drum Gujurati dan dentingan metalik tajam dari Banzouki.
Pada Sapphire – lagu terbaik album ini – ia mengajak bintang India Arjit Singh untuk berduet, bertukar vokal dalam campuran bahasa Inggris, Hindi, dan Punjabi di atas irama yang merdu.
Sheeran bukanlah seorang turis budaya, ia sangat teliti dalam mendapatkan detail yang tepat. Demi Sapphire, ia menempuh perjalanan 11 jam ke kampung halaman Arijit Singh di Jiaganj untuk mempelajari bagian-bagian bahasa Punjabi.
