finnews.id – Kekayaan sering kali menjadi dambaan banyak orang. Dalam sejarah Islam, ada satu sosok nabi yang terkenal bukan hanya karena ilmunya, tetapi juga karena kekayaannya yang luar biasa, yakni Nabi Sulaiman AS.
Dikisahkan, Nabi Sulaiman AS memiliki istana megah, bala tentara yang terdiri dari manusia, hewan, hingga jin, serta kendaraan unik berupa angin yang bisa membawanya ke mana saja.
Bahkan, konon dibutuhkan ratusan unta hanya untuk mengangkut kunci-kunci perbendaharaan kekayaannya.
Namun, kekayaan Nabi Sulaiman AS bukanlah semata hasil kerja keras atau warisan. Semua itu bermula dari sebuah doa khusus yang ia panjatkan kepada Allah SWT.
Doa Nabi Sulaiman untuk Kekayaan
Doa Nabi Sulaiman tercatat dalam Al-Qur’an Surah Sad ayat 35. Dalam doa tersebut, beliau memohon kepada Allah agar dianugerahi kerajaan yang tidak akan dimiliki oleh siapa pun setelahnya.
Lafaz Doa Nabi Sulaiman
Arab:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَّا يَنبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
Latin:
Rabbighfir lii wahab lii mulkan laa yambaghii li-ahadim mim ba’dii innaka antal-wahhaab.
Artinya:
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”
Doa inilah yang kemudian menjadi kunci kekayaan, kejayaan, sekaligus kemuliaan Nabi Sulaiman AS.
Kapan Nabi Sulaiman Membaca Doa Kekayaan Ini?
Menurut hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-‘Ash, Rasulullah SAW pernah menceritakan tentang doa Nabi Sulaiman ketika beliau sedang membangun Baitul Maqdis.
Disebutkan, Nabi Sulaiman meminta tiga hal kepada Allah SWT:
-
Hikmah dan kebijaksanaan yang langsung Allah kabulkan.
-
Kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahnya dan Allah pun mengabulkan.
-
Agar siapa pun yang shalat di Masjid Baitul Maqdis diampuni dosanya dan Rasulullah SAW berharap doa ini juga dikabulkan.
Hadits ini menunjukkan betapa besar keutamaan doa Nabi Sulaiman, yang tidak hanya berkaitan dengan kekayaan duniawi, tetapi juga berdampak pada kehidupan spiritual umat manusia.