Catatan Dahlan Iskan

Rujak Purbaya

Bagikan
Rujak Purbaya
Bagikan

Padahal doktrin yang biasa dipegang seorang menteri keuangan, di mana pun, adalah ini: harus kikir bicara. Bukan berarti suka menghindari wartawan tapi harus pelit bikin pernyataan. Ucapan seorang menteri keuangan bisa menurunkan atau menaikkan kurs. Juga harga saham.

Sebagai wartawan, saya –dan Anda– benci pada pejabat yang pelit bicara. Wartawan suka dengan orang seperti Purbaya. Akan banyak kalimat yang ”layak berita” –meski itu belum tentu baik untuk ekonomi negara.

Lihatlah gayanya hari itu. Harusnya Purbaya lebih dulu membaca teks pidato sebelum menjawab pertanyaan wartawan. Teks sudah disiapkan oleh stafnya. Tapi ia hanya lirik sekilas teks di layar HP-nya itu. Lalu mengabaikannya. “Langsung saja,” celetuknya. Ia tahu. Wartawan juga tahu. Teks yang disiapkan itu hanya berisi kalimat-kalimat basa-basi.

Lalu lihatlah ketika Purbaya celingukan ke sekitarnya, mencari di mana dirjen pajak dan dirjen bea cukai. Kelihatannya agar keduanya ikut menghadapi wartawan. Ia tidak menemukan di mana keduanya. Lantas coba perhatikan celetukan apa yang keluar lirih dari mulut Purbaya: “keduanya tentara kan…”

Demikian juga saat ia menjawab soal berapa persen ekonomi harus tumbuh. Seoptimistis Purbaya pun ia tidak mau mengucapkan ”akan tumbuh delapan persen”.

“Kalau saya bilang tumbuh delapan persen pasti bohong kan?” katanya.

Tentu ada nada seloroh di situ. Tapi siapa menteri yang berani berseloroh seperti Purbaya di bawah Presiden Prabowo sekarang ini. Padahal soal delapan persen itu janji presiden yang amat penting. “Menuju ke sana,” ujar Purbaya.

Jadi, akan tumbuh berapa persen? Ia pun mengucapkan kata enam atau tujuh persen. Angka itu pun bagi orang seperti Anda –dan saya– sudah terasa luar biasa hebat. Sekalian titip doa semoga tercapai.

Anda tahu: angka itu tidak mungkin tercapai lewat cara-cara yang standar seperti yang dilakukan selama ini. Harus dengan cara yang berbeda.

“Cara yang berbeda” itulah kelihatannya yang diinginkan Presiden Prabowo. Dengan cara lama kita akan jalan di tempat. Sudah 10 tahun terbukti: pendapatan per kapita kita tidak naik sedikit pun. Satu dasawarsa. Berjalan di tempat. Bahkan mundur ke USD 4.800. Kita kehilangan waktu 10 tahun. Waktu begitu mahal. Kita buang percuma.

Bagikan
Artikel Terkait
Obat Gelembuk
Catatan Dahlan Iskan

Obat Gelembuk

Waktu itu belum ada WTO –organisasi perdagangan dunia. India juga masih menjadi...

Dying to Survive
Catatan Dahlan Iskan

Hasil Demo

Dokter Jagaddhito terus bertanya mengapa bisa murah. Akhirnya ia memperoleh penjelasan bahwa...

Kripik Wiwik
Catatan Dahlan Iskan

Kripik Wiwik

Kami pun disambut Pak Djauhari. Ia baru saja terbebas dari kerja keras...

Catatan Dahlan Iskan

Biologi Joget

finnews.id – Saya sedang menduga-duga: tuduhan apa yang akan dikenakan pada dokter...