finnews.id – Proyek Giant Sea Wall hadir sebagai langkah strategis untuk menghadapi dua ancaman besar, penurunan permukaan tanah (land subsidence) dan kenaikan muka air laut di pesisir utara Jawa.
Kedua persoalan ini memicu banjir rob yang semakin parah, mengganggu kehidupan masyarakat, mengancam kawasan industri vital, hingga merusak infrastruktur penting di kota-kota besar seperti Jakarta dan Semarang.
Tanpa langkah pencegahan berskala besar, kerugian sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akan sulit terelakkan. Karena itu, pembangunan Giant Sea Wall tidak hanya ditujukan untuk menahan bencana, melainkan juga menciptakan ekosistem baru yang lebih berkelanjutan sekaligus membuka peluang ekonomi.
Infrastruktur Multifungsi Futuristik
Giant Sea Wall dirancang sebagai infrastruktur multifungsi dengan dua tahapan utama:
- Outer Sea Wall
Pembangunan tanggul besar di lepas pantai untuk membentuk teluk atau laguna. Tanggul ini menjadi benteng utama terhadap gelombang pasang dan banjir rob, dengan struktur kokoh yang mampu menahan tekanan air laut. - Inner Sea Wall
Rehabilitasi serta penguatan tanggul-tanggul yang sudah ada di sepanjang garis pantai, memberikan lapisan perlindungan tambahan bagi wilayah pesisir.
Tak hanya itu, proyek ini juga mengintegrasikan berbagai sistem modern, seperti:
- Sistem Polder dengan kanal, pompa air, dan stasiun pengendali untuk menjaga wilayah di balik tanggul tetap kering.
- Pembangunan Infrastruktur berupa jalan tol, rel kereta api, hingga kawasan industri baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Ruang Terbuka Hijau berupa area konservasi mangrove dan jalur hijau yang meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus menjadi habitat baru.
Dengan pendekatan futuristik ini, Giant Sea Wall bukan sekadar proyek tanggul, melainkan solusi komprehensif yang merancang masa depan pesisir utara Jawa agar lebih aman dan berdaya saing.
Investasi Skala Nasional
Sebagai megaproyek, Giant Sea Wall menuntut biaya pembangunan yang sangat besar, yakni sekitar Rp 1.300 triliun atau setara 80 miliar dolar AS untuk membentang sepanjang 500 km, dari Banten hingga Jawa Timur.