Home Lifestyle Smiling Depression: Depresi yang Menyamar di Balik Senyum
Lifestyle

Smiling Depression: Depresi yang Menyamar di Balik Senyum

Bagikan
Smiling Depression
Smiling Depression, Image: DALL·E 3
Bagikan

Senyum sering kita anggap simbol kebahagiaan. Namun, apa jadinya jika senyum justru digunakan untuk menutupi luka batin? Itulah yang disebut smiling depression, sebuah kondisi ketika seseorang tampak bahagia di luar, tetapi diam-diam bergulat dengan depresi yang berat.

Fenomena ini semakin sering dibicarakan karena sulit dikenali. Orang dengan smiling depression bisa tetap bekerja, bercanda, dan aktif bersosialisasi. Sayangnya, ketika pintu tertutup, mereka menghadapi kesepian, kecemasan, dan perasaan tidak berharga yang begitu menyakitkan.

Mengapa Smiling Depression Sulit Dideteksi?

Smiling depression sulit terlihat karena gejalanya tidak sesuai gambaran depresi yang umum. Alih-alih murung atau menarik diri, penderita justru bisa sangat produktif. Menurut Healthline, kondisi ini berbahaya karena orang sekitar sering salah menilai: “Dia kan baik-baik saja, selalu tersenyum.”

Padahal, senyum itu hanyalah topeng. Mereka tidak ingin terlihat lemah, tidak mau membebani orang lain, atau takut mendapat stigma negatif. Alasan-alasan inilah yang membuat smiling depression menjadi depresi tersembunyi yang paling berisiko.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Meskipun samar, smiling depression tetap memiliki tanda-tanda khusus, di antaranya:

Penderita smiling depression sebenarnya mengalami gejala depresi mayor, hanya saja cara menampilkannya berbeda.

Risiko yang Mengintai

Smiling depression sering dianggap ringan karena penderitanya terlihat normal. Padahal, kondisi ini punya risiko serius, antara lain:

  • Lebih rentan melakukan percobaan bunuh diri karena masih memiliki energi fisik.

  • Mengalami gangguan kesehatan akibat stres kronis.

  • Merasa terasing karena tidak ada yang memahami penderitaannya.

  • Kesulitan mencari pertolongan karena takut terbuka.

WebMD bahkan menyebut smiling depression sebagai “silent danger” karena dampaknya bisa sangat fatal jika diabaikan.

Bagikan
Artikel Terkait
Lifestyle

Upaya Menekan Dampak Penggunaan Medsos pada Remaja

finnews.id – Psikolog Vera Itabiliana mengingatkan bahwa membatasi penggunaan gawai atau mengurangi...

Lifestyle

Sumba Barat Raih Predikat Ketiga Digitalisasi Transaksi

finnews.id – Kabupaten Sumba Barat berhasil meraih predikat Kabupaten terbaik ketiga se-Regional...

Lifestyle

Kapolda NTT Tanam Terumbu Karang Bersama Komunitas

finnews.id – Kapolda Nusa Tenggara Timur Irjen Pol Dr. Rudi Darmoko, S.I.K.,...

Lifestyle

Gubernur NTT Kukuhkan Mindriyati sebagai Bunda Literasi NTT 2025–2030, Dorong Gerakan Membaca

finnews.id – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, resmi mengukuhkan...