finnews.id – Gelombang unjuk rasa meneror massa hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
Sempat muncul narasi bahwa penyebabnya dipicu oleh tangan asing.
Padahal penyebabnya bisa jadi dari dalam tubuh pemerintahan RI sendiri. Terutama DPR.
Berikut ini adalah sorotan pernyataan dari sejumlah anggota DPR RI yang memicu gelombang unjuk rasa dan ketegangan publik di Indonesia pada akhir Agustus 2025:
Pernyataan Anggota DPR RI yang Memicu Demonstrasi
1. Ahmad Sahroni (Fraksi NasDem)
Saat kunjungan ke Polda Sumatera Utara pada 22 Agustus 2025, Ahmad Sahroni menyebut mereka yang menuntut pembubaran DPR sebagai “orang tolol sedunia.” Pernyataan ini dianggap sangat merendahkan rakyat dan memicu kemarahan publik yang meluas.
2. Nafa Urbach (Fraksi NasDem)
Nafa Urbach menyinggung kemacetan yang ia alami saat menuju DPR RI, dalam konteks membela kenaikan tunjangan DPR. Ucapan tersebut dianggap tidak sensitif terhadap beban rakyat yang tengah merasakan krisis ekonomi.
3. Adies Kadir (Fraksi Golkar)
Adies Kadir sebelumnya menyampaikan perhitungan tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta dan tunjangan bensin Rp 7 juta per bulan. Pernyataan ini dinilai tidak proporsional dan mencerminkan ketidakpekaan terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
4. Dave Laksono
Pada 25 Agustus, saat Komisi I DPR RI menggelar RDPU RUU Penyiaran, masyarakat berunjuk rasa menolak kenaikan gaji DPR yang disebut lebih dari Rp100 juta/ bulan.
Namun, Wakil Ketua Komisi I, Dave Laksono, justru segera ingin menutup rapat karena khawatir sulit meninggalkan kompleks parlemen.
“Nah ini mengingat situasi terus bergulir di luar (demo), yang kami khawatirkan kalo kita terlalu lama nanti akhirnya sulit kita dari kompleks parlemen.”
5. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Wakil Ketua Komisi VII DPR RI)
Rahayu, mendorong generasi muda untuk jadi entrepreneur dan menciptakan lapangan kerja sendiri, bukan bergantung pada loker dari pemerintah.
“Kalau punya kreativitas, jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur, daripada ngomel nggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman. Kalau, misalnya, lo bisa masak, bikinlah bisnis kuliner, bisa jahit, bikinlah bisnis fesyen.”
Bagaimana menurut kalian pembaca?