Catatan Dahlan Iskan

Beban Negara

Bagikan
Beban Negara
Bagikan

Maka tumpahlah undangan ke halaman Istana. Ikut berjoget ria. Pun Presiden Prabowo. Ikut berjoget. Dan yang mencolok disorot: istri Presiden Jokowi, Ibu Iriana. Dia bangkit dari tempat duduknyi. Sendirian. Berjoget sendiri. Yang di sekitarnyi tidak ada yang ikut bangkit berjoget.

Saya selalu menikmati “joget komando”. Yakni jogetnya tentara. Ternyata semua pasukan pelaku upacara di halaman Istana ini ikut berjoget: joget komando. Bukan joget dangdut. Semua pasukan ternyata bisa melakukannya. Jogetnya lebih ritmis. Sayang kamera kurang menyorot joget komando ini.

Tapi saya memuji kejelian mata kameraman kemarin: sesekali menyorot adegan yang sangat menarik dan unik: dua burung merpati putih bertengger lama di atas topi putih seorang tentara dalam pasukan. Sangat menarik. Jeli sekali mata kameraman.

Tentu fokus acara kemarin tetaplah Presiden Prabowo. Wajahnya segar. Pedalaman jiwanya seperti sangat bahagia.

Saya sendiri ikut acara proklamasi kemedekaan di RT saya. Yakni di acara syukuran tanggal 16 malam. Kebetulan salah satu warga RT ini pernah jadi Panglima TNI. Ikut hadir. Ia tetangga sebelah rumah saya: Jenderal Yudo Margono.

Kami sama-sama anak petani. Awalnya ia tidak tahu apa itu Akabri. Tapi oleh teman-temannya sesama lulusan SMA Negeri Caruban diajak mendaftar. Sembilan orang. Ternyata hanya Yudo yang diterima di Akabri.

Ia bisa menjalani latihan kemiliteran dengan baik. Waktu SMA ia naik sepeda ke sekolahnya 11 km. Tiap hari. Sehari 22 km. Biasa mencangkul. Kerja fisik. Di sawah. Biasa berenang di sungai. Tidak ada yang sulit.

Ia tidak menyangka menjadi jendral apalagi menjadi KSAL dan kemudian Panglima TNI.

Pegangan hidupnya: ‘Dapat alhamdulillah. Tidak dapat ya sudah’. Semua tugas ia anggap jalan hidupnya.

Yudho bercerita tidak pernah cari dukungan untuk menjabat apa pun.

Kebetulan “presiden” RT kami, Abdullah, sangat berprestasi. Di tingkat RT pun kalau sudah berarti ikut membangun negara. Setidaknya, hidup ini, jangan sampai menjadi beban negara.

Bagikan
Artikel Terkait
pajak saeutikna
Catatan Dahlan Iskan

Pajak Saeutikna

Asli pisan.(Dahlan Iskan)

de-Kock Andani
Catatan Dahlan Iskan

de-Kock Andani

Sebenarnya penelitian Andani akan lebih pesat kalau saja kompetisi di lapangan lebih...

Telat Merdeka
Catatan Dahlan Iskan

Telat Merdeka

Saat saya duduk di gasebo di atas tanggul itu terlihat betapa rendah...

Pesta Apa
Catatan Dahlan Iskan

Pesta Apa

Menurut Farel, uang itu dipakai orang tuanya untuk investasi masa depan yang...