“Banyak masyarakat, khususnya petani, merasa sangat terbantu. Dari sisi manfaat, kita juga jadi punya lahan yang terdata dengan rapi dan bisa dikelola secara berkelanjutan,” ungkap Yunus.
Menurutnya, keberadaan program ini memberikan rasa kepastian bagi warga desa, terutama para petani kecil yang selama ini membutuhkan dukungan lahan dan pendampingan. Dengan adanya kolaborasi antara Badan Bank Tanah, masyarakat, dan aparat negara, diharapkan produktivitas pangan di Poso dapat meningkat signifikan.
Strategi Wujudkan Swasembada Pangan
Ketahanan pangan memang menjadi salah satu isu krusial yang terus diperhatikan pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan pangan nasional semakin meningkat, sementara tantangan lahan produktif semakin kompleks.
Dengan memanfaatkan HPL Poso, program Ketapang hadir sebagai solusi strategis. Selain mengoptimalkan penggunaan tanah negara, program ini juga memastikan adanya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan aparat negara.
Badan Bank Tanah berharap langkah ini bisa menjadi model yang dapat direplikasi di daerah lain, sehingga Indonesia bisa semakin dekat dengan cita-cita swasembada pangan. (*)