finnews.id – Duka menyelimuti keluarga besar TNI Angkatan Udara setelah Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto dinyatakan meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat di Bogor, Jawa Barat, Minggu 3 Agusus 2025.
Insiden tersebut terjadi saat almarhum tengah mengikuti latihan menggunakan pesawat latih sipil Quicksilver GT500 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) di wilayah Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
Fajar Adriyanto bukan sosok asing di lingkungan TNI AU. Pria yang menyandang pangkat bintang satu ini dikenal luas oleh publik karena pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), peran yang membuatnya kerap tampil memberikan pernyataan resmi mewakili institusi.
Karier Fajar di militer dimulai sejak bergabung dengan Akademi Angkatan Udara (AAU) pada tahun 1992. Sebagai seorang penerbang tempur, ia pernah mengendalikan pesawat F-16 dan menempati berbagai jabatan strategis selama masa tugasnya.
Beberapa posisi penting yang pernah diemban antara lain Komandan Skuadron 3 Lanud Iswahyudi (2007–2019), Komandan Lanud Manuhua (2017–2019), Kadispenau (2019–2020), Kepala Dinas Potensi Dirgantara (2020–2023), hingga Aspotdirga Kaskoopsudnas (2023–2024). Jabatan terakhirnya sebelum wafat adalah sebagai Kapoksahli Kodiklatau.
Fajar juga tercatat pernah terlibat dalam momen bersejarah ketika jet tempur F-16 milik TNI AU melakukan pencegatan terhadap pesawat F/A-18 Hornet milik Angkatan Udara Amerika Serikat yang melanggar wilayah udara Indonesia pada 2003. Saat itu, aksi kejar-kejaran udara atau dog fight sempat terjadi hingga pesawat asing tersebut akhirnya meninggalkan ruang udara nasional.
Rencananya, jenazah almarhum akan diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Probolinggo untuk dimakamkan hari ini. Sebelumnya, jenazah sempat disemayamkan di rumah duka kawasan Jakarta Selatan.
Kepergian Marsma Fajar Adriyanto meninggalkan jejak mendalam, tak hanya bagi keluarga dan rekan sejawat, tetapi juga bagi dunia kedirgantaraan Indonesia yang kehilangan salah satu putra terbaiknya. *