Catatan Dahlan Iskan

Jebakan U-dab

Bagikan
Bagikan

Peringatan itu diberikan sangat dini. Yakni saat kita masih suka ”merayakan” sukses kala itu: sukses menjadi negara yang tidak bisa lagi dikategorikan negara miskin.

“Jangan gembira dulu”, komentar banyak ahli kala itu. “Kita akan sulit meningkat ke tahap selanjutnya, jadi negara maju, kalau kelak terjebak middle income trap”.

Saya balik bertanya kepadanya: apakah middle income trap itu akan terjadi kelak atau sekarang sudah terjadi?

“Sudah terjadi,” katanya. Tegas. Mantap. Sedih.

Wow. Saya tertegun lama. Ternyata sudah lama saya tidak membahas dan memonitor ini. Kalau benar middle income trap sudah terjadi alangkah sialnya negeri ini. Diskusi publik dulu itu ternyata hanya seperti omon-omon –sebatas diskusi saja. Maka saya lemparkan persoalan ini ke forum. Saya ingin tahu bagaimana pendapat para calon doktor itu.

Diskusi pun ramai. Akhirnya saya tahu mengapa Presiden Prabowo ngotot ekonomi harus tumbuh delapan persen. Kalau tidak, kita akan terus berada di jebakan kelas menengah itu.

Saya tidak ingin forum di ”U-dab” ini masuk ke situasi pesimistis. Harus dicari jalan keluarnya. Sikap pesimistis hanya akan memperburuk keadaan.

“Untuk keluar dari middle income trap, GDP per kapita kita harus USD 13.000,” ujar Bernard Tampubolon. Ia Siantar-Man. Sudah bukan mahasiswa. Ia pelaku bisnis IT-AI di Perth. Saya tidak ingin ia bicara –karena bukan mahasiswa– tapi pendapatnya terlalu baik untuk diabaikan.

Maka saya bawa pembicaraan ke ”bagaimana cara agar bisa mencapai tingkat GDP USD 13.000 per kapita itu”.

Tentu sangat sulit. Sekarang angka itu baru di USD 4.200 – USD 4.800. Bagaimana harus tiba-tiba melonjak jadi USD 13.000. Seperti mustahil.

Angka itu begitu mengetuk kesadaran kita: ternyata selama 10 tahun terakhir GDP per kapita kita berhenti di sekitar angka itu. Justru turun hampir USD 1.000. Selama 10 tahun ternyata kita tidak maju di bidang ini.

Tentu sebagian akibat berubahnya kurs dolar. Tapi tetap saja intinya: GDP per kapita kita justru berjalan mundur.

Lalu ada pendapat lain. Yang bicara juga calon doktor ekonomi. Ia menguraikan soal ICOR.

Bagikan
Artikel Terkait
Salahnya Nasib
Catatan Dahlan Iskan

Salahnya Nasib

Justru kalau off itu di posisi pesawat sudah terbang tinggi masih ada...

Catatan Dahlan Iskan

Iqro Jimmy

Peluang terakhir itulah yang dimanfaatkan Jimmy –dengan cerdas. Jimmy membentuk grup empat...

Catatan Dahlan Iskan

Fikih Finance

Dr Tri benar-benar benar dalam penelitiannya. Tidak melakukan kesalahan apa pun. Juga...

Catatan Dahlan Iskan

ICCWA Tempayan

Setelah reformasi 1998, para alumni Xin Zhong mendirikan Xin Zhong yang baru....