finnews.id – Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) membukukan kinerja solid sepanjang 2024. Anak usaha PT PLN (Persero) ini mencatat total value creation sebesar Rp14,08 triliun secara konsolidasi, menjadi kontribusi signifikan bagi keuangan induk perusahaan.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menjelaskan capaian tersebut bersumber dari dua pilar utama, yakni efisiensi biaya penyediaan energi primer senilai Rp7,95 triliun, serta pertumbuhan bisnis non-kelistrikan (beyond kWh) sebesar Rp6,13 triliun.
“Kami mampu menghadirkan efisiensi dan ekspansi secara bersamaan. Lewat optimalisasi pengadaan, sinergi logistik, serta ekspansi usaha batu bara dan biomassa, kami tidak hanya menekan biaya tetapi juga memperluas sumber pendapatan,” kata Rakhmad dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Juli 2025.
Selain mencatat kinerja finansial impresif, PLN EPI juga memastikan ketahanan pasokan energi primer bagi pembangkit PLN di seluruh Indonesia. Sepanjang 2024, rata-rata Hari Operasi Pembangkit (HOP) berbasis batu bara meningkat menjadi 26 hari, naik dibandingkan 25 hari pada 2023. Kondisi stok batu bara pun terjaga pada level aman, berkat dukungan Kementerian ESDM melalui penugasan pasokan, kontrak jangka panjang, serta pengawasan stok secara rutin.
Untuk pasokan energi lain, stok BBM tercatat stabil di atas 7 hari, sementara suplai gas berhasil dipenuhi penuh sesuai kebutuhan sistem kelistrikan PLN.
Capaian lain yang menonjol yakni peningkatan volume pasokan biomassa untuk program cofiring di PLTU sebagai langkah transisi energi bersih. Sepanjang 2024, pasokan biomassa PLN EPI mencapai 1,65 juta ton, naik dari 1,01 juta ton pada 2023.
“Capaian ini menjadi bukti bahwa efisiensi dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan,” ujar Rakhmad. Ia menegaskan PLN EPI optimistis kontribusi mereka menjadi fondasi kuat dalam mendukung transformasi energi nasional, sembari menyeimbangkan efisiensi biaya, pertumbuhan bisnis, dan keandalan suplai energi. (*)