Catatan Dahlan Iskan

Bonek Bonita

Bagikan
Bagikan

Oleh: Dahlan Iskan

“Saleem… sathu… nyali !!!”

“Wani !!!!!!”

Ini beda. Yang mengucapkan slogan “Salam satu nyali!” itu orang bule. Wanita. Berumur. Namanyi: Terry. Lidahnyi belum seperti Bonita tapi sudah bisa dimengerti. Maka para Bonek-Bonita spontan menyahut: Wani !!!!!!!!!!!!.

Tanda serunya banyak karena yang berteriak ‘’wani!’’ memang banyak orang.

Mendapat sahutan meriah itu si Bule tersenyum lebar. Lalu dia mengulangi lagi. Beberapa kali.

Di kesempatan lain di acara tur ke stadion Perth kemarin. Itulah stadion baru. Optus Stadium. Optus terpilih sebagai stadion terindah di dunia! Kapasitasnya 65.000 orang.

Bagi saya stadion terindah di dunia tetaplah Tambaksari, Surabaya (Gelora 10 Nopember). Indah di dalam hati. Terus hidup dalam kenangan. Di situlah banyak perjuangan diwujudkan. Julukan Green Force dari situ. Bajul Ijo. Kami Haus Gol Kamu. Semua lahir di Tambaksari.

Salah satu Bonek yang ikut tur ke Perth ini mengingatkan semua itu. Semua peserta tur memang mengenakan jersey Persebaya, tapi yang satu ini beda. Ia mengenakan syal Tret tet tet tahun 1987! Masih bagus. Warnanya masih hijau.

Anda sudah tahu, Tret tet tet merupakan pengkoordiniran suporter Persebaya untuk nonton pertandingan away ke luar Surabaya. Pertama kali dipopulerkan di Jawa Pos pada 1987. Ketika itu saya masih menjadi sesuatu di sana. Sekaligus dipercaya mengurusi Persebaya. Saat itu pula lahir ikon “Wong Mangap”. Gambar ilustrasi suporter berteriak lantang menggunakan ikat kepala Persebaya.

“Anda kan belum lahir ketika syal dan jersey ini dibuat. Anda dapat dari mana?” tanya saya.

“Dari Pak De saya,” katanya. “Sebelum meninggal Pak De melihat saya menyukai sepak bola. Lalu diberi syal dan jersey Tret tet tet ini,” katanya.

Ia lahir 1985. Berarti saat jersey itu dibuat sudah berusia dua tahun.

Namanya: Rojil Nugroho Bayu Aji. Sarjana sejarah. Alumnus Unair. Masternya juga sejarah. Alumnus Universitas Gadjah Mada. Kini Rojil sedang menempuh kandidat doktor humaniora di Unair.

Rojil Bonek sejati. Desertasi doktornya nanti tentang lahirnya Bonek di sepanjang Pantura. Penelitiannya akan dilakukan di Pantura. Kurun waktunya 1980 sampai 2010. Batasan 2010 itu diambil karena di tahun itu terjadi dualisme di Persebaya.

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Jadi Tersangka

Oleh: Dahlan Iskan Nanda Aria, seorang wartawan Tirto.id, kirim WhatsApp (WA) ke...

Serba Utara
Catatan Dahlan Iskan

Serba Utara

Oleh: Dahlan Iskan   Anda sudah terbiasa memandang ke utara. Pun saya....

RAT 787
Catatan Dahlan Iskan

RAT 787

Oleh: Dahlan Iskan Para calon pilot diminta membuat simulasi: mengapa Boeing 787...

Catatan Dahlan Iskan

Karam Darat

Oleh: Dahlan Iskan Sudah sebulan terakhir, setiap pagi, sahabat lama saya ini...