Catatan Dahlan Iskan

Jadi Tersangka

Bagikan
Bagikan

Oleh: Dahlan Iskan

Nanda Aria, seorang wartawan Tirto.id, kirim WhatsApp (WA) ke saya Kamis kemarin. Saya lihat jam berapa WA itu: 10.12 WIB. Ini bunyinya:

“Selamat pagi Pak Dahlan Iskan, saya Nanda dari Tirto.id. Pak, izin menanyakan perihal gugatan yang bapak ajukan terhadap Jawa Pos ke PN Surabaya. Hal ini terkait apa ya pak? Ada kabar bahwa ini terkait pembagian saham. Apa benar pak? Mohon tanggapannya ya pak. Terima kasih dan sehat selalu ????????”.

Saya lupa apakah saya kenal Nanda. Tapi WA itu baru terbaca beberapa jam kemudian. Ketika saya bangun pukul 02.00, WA itu saya jawab pukul 02.44 WIB. Berarti sudah hari Jumat dini hari. Bunyi jawaban saya sbb:

“Nanda, maafkan baru terbaca WA Anda. Saya itu tidak pernah menyimpan dokumen perusahaan di rumah saya. Semua saya tinggal di kantor saat itu. Saya sekarang perlu dokumen-dokumen itu. Sudah minta beberapa dokumen perusahaan secara baik-baik tapi tidak diberi, pengacara saya ajukan gugatan untuk mendapat dokumen-dokumen tersebut, karena sebagai salah satu pemegang saham saya punya hak untuk meminta. Begitu kan? Suwun”.

Sebenarnya saya tidak memerlukan sama sekali dokumen-dokumen tersebut. Sudah lebih 15 tahun saya meninggalkan Jawa Pos. Selama itu pula tidak pernah merasa memerlukannya.

Saya tidak pernah menyangka 15 tahun kemudian ternyata saya memerlukannya.

Itu karena hari-hari ini saya harus memberikan keterangan di polisi sebagai saksi atas pengaduan direksi Jawa Pos –direksi yang sekarang– tentang peristiwa 25 tahun yang lalu. Yakni soal siapa sebenarnya pemilik saham Tabloid Nyata.

Saya pun harus menjelaskan ke polisi sepanjang ingatan saya. Ternyata harus ada bukti dalam bentuk dokumen. Maka saya perlukan banyak dokumen.

Sungguh tidak saya sangka persoalan itu diadukan ke polisi. Mengapa Jawa Pos tidak juga mengadukan, misalnya “siapa pemegang saham harian Memorandum”. Atau mingguan berbahasa Jawa “Jayabaya”.

Maka kejadian hampir 25 tahun lalu harus saya flashback. Siapa sangka itu akan terjadi tahun ini. Hidup ini ternyata banyak juga yang harus dijalani tanpa pernah disangka.

Bagikan
Artikel Terkait
Beku Cair
Catatan Dahlan Iskan

Beku Cair

Oleh: Dahlan Iskan Sebaiknya dibubarkan saja. Atau biar mati sendiri. Relevansinya sudah...

Beras Bantal
Catatan Dahlan Iskan

Beras Bantal

Oleh: Dahlan Iskan Beras, ekonomi, politik. Campur jadi satu. Kapan pun. Juga...

Pemegang Deliverology
Catatan Dahlan Iskan

Pemegang Deliverology

Oleh: Dahlan Iskan Bocoran dari para menteri ekonomi: Presiden Prabowo bisa minta...

Baju Gelap
Catatan Dahlan Iskan

Baju Gelap

Oleh: Dahlan Iskan Berkali-kali saya men-zoom foto itu; saya ingin melihat jenis...