Tentu QRIS lahir jauh setelah sistem pembayaran digital di Tiongkok. Setidaknya QRIS tergolong lebih cepat terlaksana dari misalnya Jepang atau pun Amerika. Sampai-sampai Amerika menjadikan QRIS sebagai salah satu alasan untuk ”menghukum” Indonesia dengan tarif impor 42 persen itu.
Dengan QRIS Indonesia bisa sekali dayung tiga pulau tercapai: salah satunya keuangan yang inklusi. Dengan QRIS hilanglah kasta-kasta di masyarakat. Dulu rakyat kecil tidak bisa melakukan pembayaran digital. Hanya elite yang punya kartu kredit. Kini kaki lima pun bisa bertransaksi dengan cara yang sama dengan pedagang Ferrari.
“Mas Pungky selalu mengajak diskusi soal inklusi dalam sistem keuangan,” ujar Adi, sarjana teknik elektro ITB.
Dua pulau yang lain adalah: ketahanan nasional dan tersimpannya data vital di dalam negeri sendiri.
Dengan QRIS tidak ada lagi komisi setiap transaksi lari ke luar negeri.
Mas Pungky…., di ultah Harian Disway ini, kami memberikan penghargaan tertinggi untuk Anda. Untuk istri Anda. Untuk putri-putri Anda.
Mas Pungky…., Anda telah membuat sejarah dalam sekali hidup Anda: itu amal jariyah yang tidak sudah-sudahnya.(Dahlan Iskan)