Catatan Dahlan Iskan

Bukhari Sukarno

Bagikan
Bukhari Sukarno
Salah satu adegan dalam pementasan tablo teater Imam Al-Bukhari & Sukarno di Balai Budaya, Alun-Alun Surabaya, Sabtu, 27 Juni 2025. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Bagikan

Rupanya Bung Karno terpengaruh oleh buku-buku agama yang dikirim ulama terkenal: A. Hasan. Bung Karno sendiri saat itu sedang dibuang Belanda di Ende, NTT. Ia banyak waktu untuk membaca. Saat ke rumah pembuangan itu lebih 10 tahun lalu saya bisa membayangkan di mana Bung Karno membaca buku-buku kiriman dari sahabatnya.

Bung Karno juga saling bersurat tentang pemikiran keagamaan dengan A. Hasan.

Hasan adalah tokoh Persis –Persatuan Islam. Kini pusatnya di Bandung. Basisnya di Tasikmalaya (Jabar) dan Bangil (Jatim). Prinsip alirannya tegas: hanya berpedoman hukum Alquran dan hadis –ucapan serta tindakan Nabi Muhammad. Ajaran agama selebihnya dianggap bid’ah –mengada-ada.

Dalam hal itu Bung Karno rupanya seide dengan Hasan: terlalu banyak hadis lemah –tidak jelas apakah ajaran itu benar-benar pernah dilakukan dan diucapkan Nabi Muhammad atau tidak. Akibatnya, kata Bung Karno, banyak rakyat percaya takhayul –dikira sesuai dengan ajaran Islam. Dari situ terjawablah mengapa umat Islam sulit maju

Hadis yang pasti bisa dipegang kebenarannya adalah yang dihimpun oleh Imam Al-Bukhari. Juga yang dihimpun Imam Muslim. Dan beberapa lagi.

Imam Al-Bukhari sendiri bukan orang Arab. Sang Imam hidup sekitar 200 tahun setelah Nabi wafat. Imam Bukhari orang Asia Tengah. Ia tekun menelusuri sumber ajaran agama yang dipegang umat Islam saat itu. Ia pun melakukan pemilahan. Mana ajaran yang benar-benar bersumber dari Nabi Muhammad dan mana yang bukan. Lalu ia menyisihkan dan membuang ribuan ”ucapan Nabi” yang beredar di masyarakat –karena setelah ia telusuri ternyata sangat diragukannya.

Begitu terkesannya dengan Imam Bukhari sampai-sampai Bung Karno bermimpi. Dalam mimpinya itu Bung Karno bertemu Nabi Muhammad. Dalam mimpi itu Nabi bertanya: kamu akan ke mana? “Akan menemui Imam Bukhari,” jawab Bung Karno. “Sampaikan salam saya kepada Imam Bukhari,” ujar Nabi dalam mimpi itu.

Dalam teater, narasi itu ditulis dalam teks yang terpampang di layar di sebelah panggung. Teks itu tiga bahasa: Inggris, Indonesia, dan Uzbekistan.

Bagikan
Artikel Terkait
Batu Danantara
Catatan Dahlan Iskan

Batu Danantara

Umur Kementerian BUMN ternyata lebih pendek dari yang saya perkirakan. Saya pikir...

Batu Danantara
Catatan Dahlan Iskan

Batu Danantara

Oleh: Dahlan Iskan Umur Kementerian BUMN ternyata lebih pendek dari yang saya...

Mendadak Dapil
Catatan Dahlan Iskan

Mendadak Dapil

Pemilu itu dilaksanakan oleh panitia pemilu. Merekalah yang sekarang amat sibuk menyeleksi...

Santri Mandarin
Catatan Dahlan Iskan

Santri Mandarin

Oleh: Dahlan Iskan Santri dari berbagai pondok pesantren akan lomba pidato melawan...