Hilirisasi bauksit di Kalbar wujudkan kemandirian alumunium nasional. Inalum bangun pabrik alumina, kurangi impor, meski pakai PLTU batubara
Catatan Dahlan Iskan

Separo Jalan

Bagikan
Bagikan

Uangnya dari mana?

“Lho bapak lupa?” jawab Agus Tjahyana, seorang manajer proyek di situ.

“Apa hubungannya dengan saya?”

“Waktu bapak ambil alih Inalum dari Jepang uang kasnya kan banyak sekali…”

Tentu saya ingat. Tapi tidak benar kalau saya yang mengambil alih Inalum. Yang bekerja paling keras adalah menteri perindustrian waktu itu: Mohamad Hidayat. Terutama tim negosiasinya yang dipimpin sekjen Kementerian Perindusterian. Tentu kami semua mendapat restu dari Presiden SBY saat itu.

Waktu kita ambil alih sebenarnya pihak Jepang sangat keberatan. Jepang ingin sekali tetap menjadi pemilik Inalum –kontraknya minta diperpanjang.

Kami tidak perpanjang –dengan cara yang sangat baik. Jadilah milik BUMN sepenuhnya.

Keputusan Inalum untuk kemudian membuat pabrik bahan baku di Kalbar tentu bersejarah. Keputusan Inalum itu jauh lebih bagus dibanding Antam yang membangun smelter serupa di Tayan –juga di Kalbar tapi jauh dari pelabuhan besar.

Kebutuhan alumunium kita terus bertambah. Kian banyak barang terbuat dari alumunium. Perlu banyak lagi pabrik hilirisasi di Kalbar. Perlu ijin khusus lagi untuk menambah PLTU di lokasi lain. Kita sudah separo jalan menuju mandiri alumunium –kenapa takut Donald Trump dengan segala tarifnya. (Dahlan Iskan)

Bagikan
Artikel Terkait
Sayap Ekonom
Catatan Dahlan Iskan

Sayap Ekonom

Hari itu juga keluar paspor Belandanyi. Dia pun kembali jadi warga negara...

Catatan Dahlan Iskan

Copot Kursi

Maka sejak kunjungan 31 anggota DPR ke Beijing atmosfir politik di Taiwan...

Catatan Dahlan Iskan

Sebelas Duabelas

Dengan perubahan itu, Sadiq kembali membekukan tarif bus kota di tahun 2025...

Wabah Cepat
Catatan Dahlan Iskan

Wabah Cepat

Proyek kereta cepat pertama itu seperti berniat akan mengalirkan lebih cepat pertumbuhan...