Catatan Dahlan Iskan

Dewa Umat

Bagikan
Dewa Umat
Bagikan

“Sebenarnya pembenahan yayasan sudah hampir beres. Lalu keburu muncul ribut-ribut lagi ini,” ujar Soedomo.

Bagaimana dengan ”masa jabatan” pengurus sementara yang dianggap sudah habis?

“Sebenarnya ada klausul bisa diperpanjang. Asal semua pihak punya niat baik,” katanya.

Saya pun menghubungi Pepeng dan Tjong Ping.

Kepada Pepeng saya bertanya: “Mengapa Anda tidak mau tampil sebagai pemimpin baru kelenteng Tuban? Anda kan bisa diterima semua pihak,” kata saya.

“Saya ini Katolik,” ujar Pepeng.

Tjong Ping tidak akan bisa mendapat persetujuan dari Kementerian Agama. Tjong Ping dianggap bagian dari pertengkaran.

Di Islam, bentuk yayasan juga sering menjadi persoalan. Banyak yang dianggap menjadi milik pribadi pengurusnya. Di Islam belakangan ada jalan keluar yang sangat baik: badan wakaf.

Tentu saya tidak tahu apakah ada sejenis badan wakaf di Konghucu.

Yang jelas semua kelenteng itu berdewa. Khusus kelenteng Tuban dewanya luar biasa terkenal: sampai didatangi ribuan orang dari berbagai penjuru Nusantara.

Baru kali ini keterkenalan dewanya dikalahkan oleh keributannya. Baru di Tuban dewa “dikalahkan” oleh umatnya.(Dahlan Iskan)

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Gula Semut  

Sejak sebulan lalu Shopee bikin putusan: sub agen sudah harus memilah-milah barang...

Catatan Dahlan Iskan

Dua Satu

Modal untuk muktamar nanti juga sudah bisa dikumpulkan dalam tiga bulan: modal...

Catatan Dahlan Iskan

Otot Kuat  

Sudah pernah pula ia naik sepeda dari Surabaya sampai Labuhan Bajo. Sudah...

Empati Wanita
Catatan Dahlan Iskan

Empati Wanita

Sri Wasono Widodo I kasus ini mengingatkan saya pada peristiwa yang dialami...