Alexs
Bukannya yang di sini juga sama, sudah menerapkan yang namanya 3D ( Delay, Deny dan Defend ). Tunda dulu, tolak kalau bisa, bertahan dalam negosiasi dan tuntutan. Cara-cara yang sama yang diterapkan perusahaan asuransi. Untuk sosialnya ya nanti dulu lah nomer yang kesekiannya. Yang penting pegawainya sejahtera, merasa uang yang dikumpulkan dan dikembangkan itu menjadi hak perorangannya. Padahal uang itu ada unsur dipaksa agar kita mbayar bulanannya. Terlambat bayar maka otomasis akan diblok dalam pelayanan kesehatan. “Maaf bapak/ibu….selesaikan dulu tunggakan bulanannya, baru kami bisa layani”. Nah itu……
Umar Sidik
Asuransi bukan berasal dari kata ASU RANSI, bukan juga dari kata ANGSURAN SIH.. ????
Mirza Mirwan
Menangguk duit lewat premi dari nasabah asuransi jiwa di Amerika memang sangat menguntungkan. Makanya jangan heran, dengan populasi 340-an juta jiwa, di Amerika terdapat lebih dari 700 perusahaan asuransi jiwa. Di Indonesia dengan populasi 280-an juta kayaknya tidak genap 30 perusahaan asuransi jiwa. Dan untuk perusahaan asuransi yang sudah melantai di NYSE, dan performanya bagus, mudah pula menarik keuntungan dari melonjaknya harga saham. Itulah yang dialami UnitedHealth. Pada saat IPO di NYSE 41 tahun yang silam harga saham UnitedHeath dengan kode UNH hanya $2,50/saham. Di puncak kejayaannya, November 2024 (sebulan sebelum Brian Thompson ditembak) harga saham UNH menyentuh $630,78/saham. Tetapi, waini, hingga penutupan perdagangan di NYSE Jumat 16/5 (Sabtu subuh tadi) harga saham UNH tinggal $291,58. Tapi itu sudah naik $17,23 dari hari Kamis 15/5 yang hanya $274,35. Kapitalisasi pasar (market cap) juga terjun bebas, dari $600-an miliar hingga tinggal setengahnya, $300-an miliar. Tapi UnitedHealth masih beruntung, karena tidak “delisted” dari NYSE. Di bawah kendali Stephen Hemsley, boleh jadi, UnitedHealth akan kembali berjaya. Tetapi, waini lagi, saat ini Department of Justice sedang memelototi UnitedHealth. Kalau UnitedHealth pandai meniti buih, pasti selamat. Kalau sebaliknya… mungkin wassalam.