Catatan Dahlan Iskan

Bambu Lentur

Bagikan
Bagikan

Sepulang dari Riyadh, keluarga ini tinggal di ibu kota Syria, Damakus. Mereka membuka toko. Si kecil Ahmad Sharaa membantu jadi penjaga toko, termasuk ikut melayani pembeli.

Ketika Ahmad Sharaa tumbuh jadi remaja terjadilah gerakan intifada kedua di Palestina. Hatinya tergerak untuk ikut berjuang melawan penindasan. Ia menghilang dari rumah.

Tahun 2003, di umur 21 tahun, ia berada di Iraq. Ia ikut Al-Qaeda. Tiga minggu kemudian Amerika menyerang Iraq. Kekuasaan Saddam Hussein runtuh. Ahmad Sharaa terus berjuang bersama musuh Amerika.

Tiga tahun melawan Amerika, Ahmad Sharaa tertangkap. Yakni saat ia sedang memasang bahan peledak. Lima tahun lamanya ia berpindah-pindah penjara. Kegiatannya di penjara sangat positif: mengajar. Ia mengajari sesama penghuni penjara pelajaran sastra Arab.

Dengan kronologi seperti itu rasanya tidak mungkin ia jadi tokoh penting Al-Qaeda di Iraq. Ia lebih banyak di penjara daripada di lapangan.

Mungkin Ahmad Sharaa bisa bercerita kepada Trump bagaimana ia bisa dilepaskan dari tahanan Amerika. Saat itu di Syria sedang menguat perlawanan untuk menggulingkan diktator Bashar al-Assad. Keluar dari penjara, Ahmad Sharaa langsung pulang ke Syria. Ia bergabung ke gerakan perlawanan itu.

Di gerakan itu ia berhasil menyatukan berbagai kekuatan. Sampai ketika berhasil menggulingkan Al Assad, dipilihlah Ahmad Sharaa sebagai kepala negara.

Saya tidak punya teman di Syria. Satu-satunya orang Syria yang saya kenal adalah mahasiswa di Qingdao itu. Sama-sama salat Jumat di provinsi Shandong itu. Tapi kami sulit berkomunikasi. Ia baru belajar bahasa Mandarin. Tidak bisa bahasa Inggris. Bahasa Arab saya terbatas.

Dari keterbatasan itu saya tahu: ia berasal dari kota Aleppo. Ia tidak paham politik tapi tahu bahwa Syria punya presiden baru, Ahmad Sharaa. Ia berharap Syria bisa damai dan maju.

Tentu saya membaca banyak media. Kesan saya: gerak tubuh Ahmad Sharaa di depan Trump seperti itu mencerminkan masa remajanya. Oleh tetangganya, Ahmad Sharaa dikenal sebagai pemuda pemalu, pendiam, dan jarang keluar rumah. Kuliahnya pun di bidang media, lalu pindah ke ilmu kesehatan.

Bagikan
Artikel Terkait
Baju Gelap
Catatan Dahlan Iskan

Baju Gelap

Mungkin Trump pernah belajar usul-fikh: ”yang tidak bisa dipakai semua janganlah dibuang...

pajak saeutikna
Catatan Dahlan Iskan

Pajak Saeutikna

Asli pisan.(Dahlan Iskan)

de-Kock Andani
Catatan Dahlan Iskan

de-Kock Andani

Sebenarnya penelitian Andani akan lebih pesat kalau saja kompetisi di lapangan lebih...

Beban Negara
Catatan Dahlan Iskan

Beban Negara

Maka tumpahlah undangan ke halaman Istana. Ikut berjoget ria. Pun Presiden Prabowo....