Home News Diserbu Netizen! Tugu Biawak Jadi Destinasi Wisata Baru
News

Diserbu Netizen! Tugu Biawak Jadi Destinasi Wisata Baru

Bagikan
Tugu Biawak Wonosobo
Tugu Biawak Wonosobo. Image (istimewa).
Bagikan

finnews.id – Beberapa waktu lalu, jagat maya dihebohkan dengan kehadiran Tugu Biawak di Wonosobo. Patung reptil raksasa ini menuai pujian karena tampilannya yang sangat realistis, jauh berbeda dengan beberapa patung di daerah lain yang kerap dikritik karena bentuknya kurang proporsional. Tak hanya itu, anggaran pembuatannya yang relatif rendah—hanya Rp50 juta—menjadi sorotan publik.

Kini, setelah viral, Tugu Biawak berubah menjadi magnet wisata baru. Warga berbondong-bondong datang untuk melihat langsung dan berfoto di depan patung setinggi 7 meter ini. Sebuah video di TikTok bahkan memperlihatkan kerumunan pengunjung yang antusias mengabadikan momen di sekitar tugu.

Anggaran Minim, Hasil Maksimal

Dibandingkan dengan proyek patung lain di Indonesia yang bisa menghabiskan dana miliaran rupiah, Tugu Biawak justru dibangun dengan biaya jauh lebih efisien. Dana sebesar Rp50 juta tersebut berasal dari program CSR (Corporate Social Responsibility) sejumlah BUMD Wonosobo.

Rejo Arianto, sang seniman pembuat patung, mengungkapkan bahwa ia tidak memperhitungkan keuntungan dalam pengerjaan proyek ini. “Ini sumbangsih saya untuk Wonosobo,” ujarnya. Ia juga menambahkan, jika dikerjakan di luar kota, biayanya bisa lebih besar.

Seniman Lokal di Balik Karya Fenomenal

Rejo Arianto bukan nama asing di dunia seni Wonosobo. Lulusan Fakultas Seni Rupa ISI Surakarta ini telah lama berkarya di kampung halamannya, baik sebagai pelukis maupun pemahat. Bahkan, beberapa lukisannya menghiasi dinding Pemkab Wonosobo.

Proses pembuatan Tugu Biawak sendiri memakan waktu 1,5 bulan. Rejo memulai pengerjaan sebelum bulan Ramadan dan menyelesaikannya tepat beberapa hari sebelum Lebaran. Hasilnya? Sebuah mahakarya yang tidak hanya memukau netizen, tetapi juga menjadi kebanggaan warga setempat.

Biawak sebagai Simbol Kearifan Lokal

Pemilihan biawak sebagai ikon bukan tanpa alasan. Desa Krasak, tempat tugu ini berdiri, di kenal sebagai habitat alami biawak (atau menyawak dalam bahasa lokal). Kehadiran patung ini di harapkan bisa mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem sekaligus memperkuat identitas budaya daerah.

Bagikan
Artikel Terkait
SEMERU ERUPSI LAGI, Semburkan Abu Setinggi 700 Meter ke Langit--
News

SEMERU ERUPSI LAGI! Semburkan Abu Setinggi 700 Meter ke Langit

Finnews.id – Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur,...

KPK minta keterangan sejumlah pihak terkait dugaan mark up proyek Whoosh.
News

KPK Sudah Minta Keterangan Sejumlah Pihak Terkait Dugaan Mark Up Proyek Whoosh

finnews.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan sudah meminta keterangan sejumlah pihak...

Pork Savor Ajinomoto
News

Viral ‘Pork Savor’ Berlabel Ajinomoto, Ini Penjelasan Resmi LPPOM MUI

finnews.id – Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM...

Shell belum mencapai kesepakatan komersial untuk pasokan base fuel dengan Pertamina.
News

Belum Capai Kesepakatan dengan Pertamina, Stok BBM Shell Masih Kosong

finnews.id – Hingga kini Shell masih belum mencapai kesepakatan komersial untuk pasokan...