Home Ekonomi PLN EPI Unjuk Gigi di GHES 2025, Dorong Indonesia Jadi Pusat Energi Rendah Karbon ASEAN
Ekonomi

PLN EPI Unjuk Gigi di GHES 2025, Dorong Indonesia Jadi Pusat Energi Rendah Karbon ASEAN

Bagikan
PLN EPI tampil di GHES 2025 dengan pengalaman transisi energi berbasis hidrogen hijau. Proyek ambisius Sumatera–Singapura jadi sorotan utama
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan menjelaskan rencana pengembangan infrastruktur hidrogen hijau di Indonesia kepada pengunjung Booth di ajang Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025
Bagikan

finnews.id – Subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) kembali menunjukkan peran strategisnya dalam peta transisi energi nasional. Dalam ajang Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center, PLN EPI menghadirkan experience booth bertema transisi energi yang menyita perhatian para pengunjung.

Booth yang ditampilkan bersama anak usahanya, Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAg), menjadi etalase inovasi dekarbonisasi sektor energi primer. Pengembangan bisnis berbasis hidrogen dan amonia, hingga pemanfaatan hidrogen dalam sektor perkapalan, menjadi sorotan utama dalam presentasi tersebut.

Langkah Konkret PLN EPI Dorong Transisi Energi

Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, menegaskan bahwa pihaknya tidak sekadar hadir secara simbolik, melainkan membawa sederet langkah nyata. PLN EPI telah menginisiasi sejumlah proyek strategis yang berfokus pada pemanfaatan hidrogen hijau sebagai solusi dekarbonisasi.

“Kami melihat hidrogen hijau sebagai salah satu solusi terobosan yang paling menjanjikan dalam menurunkan emisi karbon secara signifikan di sektor energi,” ujar Mamit dalam keterangan resminya, Selasa, 22 April 2025.

Ambisi Besar: Hub Hidrogen Hijau Sumatera–Singapura

Salah satu proyek unggulan yang tengah dikembangkan PLN EPI adalah pembangunan hub hidrogen hijau di Sumatera. Proyek ini digarap bersama mitra strategis, Sembcorp Utilities PTE Ltd, dan diproyeksikan akan memiliki kapasitas electrolyzer hingga 675 megawatt (MW). Target produksinya berada di kisaran 50 hingga 100 kilo ton hidrogen hijau per tahun.

Menariknya, proyek ini akan dilengkapi jaringan pipa bawah laut sepanjang 350 kilometer yang menghubungkan Sumatera dengan Singapura. Infrastruktur tersebut tidak hanya mendukung ekspor energi bersih, tapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam pasar energi rendah karbon regional.

Dorong Kolaborasi Energi ASEAN

PLN EPI memandang proyek ini bukan sekadar upaya nasional, tapi sebagai langkah untuk membangun ekosistem energi terbarukan di tingkat Asia Tenggara. “Kami optimistis bahwa sinergi antara listrik dan hidrogen akan memberikan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan energi di kawasan ini,” ungkap Mamit.

Bagikan
Artikel Terkait
Ekonomi

Rantai Tataniaga Sapi Bakal Terganggu, Pemprov NTT Diharap Tambah Kuota

finnews.id – Gubernur NTT, Melki Laka Lena mengatakan, telah menandatangani surat keputusan...

Ekonomi

Kebun Hortikultura di NTT Panen 15 Ton, Serap Tenaga Kerja Lokal

finnews.id – Kebun Jane di Kabupaten Belu, perbatasan RI-RDTL sukses melakukan panen...

Ketimpangan Ekonomi dan Dampaknya pada Sosial Masyarakat Indonesia
Ekonomi

Ketimpangan Ekonomi dan Dampaknya pada Sosial Masyarakat Indonesia

finnews.id – Hingga kini, masalah kemiskinan dan kesenjangan ekonomi masih menjadi isu...

Keluh kesah Leony soal Pajak yang dianggapnya Pajak Warisan
Ekonomi

Bukan Pajak Warisan, Kasus Artis Leony Masuk Kategori BPHTB

finnews.id – Pengamat Pajak sekaligus Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute, Prianto...