finnews.id – Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin (21/4) setelah sempat mengalami pneumonia berat. Dunia pun berduka atas kepergian sosok yang selama ini dikenal karena keteladanan hidupnya yang sederhana, penuh kasih, dan penuh dedikasi terhadap kemanusiaan.
Di tengah kondisi yang semakin memburuk, Paus Fransiskus masih sempat menyampaikan pesan damai kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus pada Minggu Paskah (20/4), sehari sebelum wafatnya. Pesan itu menjadi warisan terakhir dari seorang pemimpin spiritual yang konsisten menyerukan perdamaian, keadilan sosial, dan kepedulian terhadap kaum miskin.
Menolak Gaji, Mengabdikan Diri untuk Sesama
Sebagai Paus, Fransiskus sebenarnya berhak atas gaji sebesar USD 32.000 per bulan (sekitar Rp 490-500 juta). Namun, pria kelahiran Argentina itu secara tegas menolak menerima gaji tersebut. Ia memilih menyumbangkannya untuk amal, yayasan sosial, dan keluarga yang membutuhkan. Semua kebutuhan hidupnya—termasuk tempat tinggal, makanan, dan perjalanan—ditanggung oleh Vatikan.
Penolakan gaji ini bukan sekadar simbolik, tapi mencerminkan prinsip hidup Paus Fransiskus: hidup untuk melayani, bukan dilayani. Bahkan, dalam dunia yang sarat akan kemewahan dan materialisme, sikap ini menjadikan beliau sebagai teladan bagi umat dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
Kekayaan Bersih dan Gaya Hidup Sederhana
Meski tak menerima gaji, kekayaan bersih Paus Fransiskus diperkirakan mencapai USD 16 juta atau sekitar Rp 240 hingga 250 miliar. Angka ini mencakup aset-aset yang terkait dengan posisinya sebagai Paus, termasuk lima mobil yang ia gunakan untuk kegiatan resmi. Namun, kekayaan ini tak mencerminkan gaya hidup beliau yang terkenal sangat sederhana.
Paus Fransiskus lebih memilih mengenakan pakaian sederhana dan tinggal di tempat yang jauh dari kemewahan. Ia sering tampak di tengah masyarakat miskin, mengunjungi penampungan, rumah sakit, dan tempat ibadah lintas agama—membawa pesan kasih universal dalam setiap langkahnya.
Transparansi, Amal, dan Nilai Kemanusiaan
Salah satu warisan terbesar Paus Fransiskus adalah komitmennya terhadap transparansi dan amal. Ia secara aktif mengampanyekan penggunaan dana gereja untuk membantu kaum miskin dan mengajak umat Katolik di seluruh dunia untuk terlibat dalam aksi sosial. Paus juga memiliki akses terhadap dana amal khusus dari Vatikan yang ia salurkan secara langsung kepada yang membutuhkan.
Komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan terlihat jelas dalam setiap pesan dan tindakannya. Ia selalu menekankan bahwa kekayaan sejati terletak pada kepedulian, bukan akumulasi materi.
Warisan Abadi Seorang Pemimpin Rohani
Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan duka mendalam, namun juga mengukuhkan warisannya sebagai pemimpin rohani yang rendah hati dan penuh welas asih. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi oleh ambisi dan kemewahan, beliau hadir sebagai simbol kesederhanaan dan pengabdian sejati.
Paus Fransiskus telah mengajarkan bahwa keberhasilan bukan diukur dari apa yang dimiliki, melainkan dari seberapa besar kita memberi kepada sesama. Kini, dunia mengenangnya bukan karena harta atau jabatan, melainkan karena nilai-nilai luhur yang ia perjuangkan hingga akhir hayatnya.