Meski demikian, Rakhmad menyampaikan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, khususnya terkait biaya energi terbarukan yang masih relatif tinggi. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan, baik dalam bentuk insentif fiskal, carbon tax, teknologi, penguatan infrastruktur, hingga pendanaan murah.
“PLN EPI sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak—investor, penyedia teknologi, lembaga keuangan, maupun regulator. Kolaborasi multipihak menjadi kunci agar Indonesia dapat menjadi pusat produksi dan ekspor hidrogen hijau di kawasan Asia,” pungkasnya.
Dengan strategi yang terarah dan kolaborasi lintas sektor, pengembangan ekosistem hidrogen hijau oleh PLN EPI diharapkan menjadi pondasi utama dalam perjalanan panjang Indonesia menuju masa depan energi bersih dan netral karbon. (*)