finnews.id – Di balik gemerlap bisnis kuliner yang semakin menjamur, tersimpan kisah-kisah pilu yang jarang terdengar. Salah satunya datang dari King Abdi, chef jebolan MasterChef Indonesia Season 10, yang baru-baru ini membongkar pengalaman pahitnya saat terlibat dalam sebuah restoran bebek sego tempong punya artis.
Cerita ini muncul dalam podcast santai bersama YouTuber Kasisolusi. Tanpa menyebut nama secara eksplisit, King Abdi membeberkan bagaimana ia merasa diperlakukan tidak adil oleh rekan bisnisnya—seorang figur publik ternama yang memiliki lebih dari 11 cabang resto bebek.
Awal Cerah yang Berubah Suram
King Abdi, yang dikenal luas karena racikan masakan kreatif dan autentik, awalnya digandeng untuk menjadi konsultan dapur. Ia bertugas merancang resep dan konsep kuliner untuk resto bebek milik artis tersebut. Tak hanya itu, ia juga dijanjikan akan menerima bagian keuntungan sebesar lima persen dari omzet keseluruhan.
Namun, janji itu hanya tinggal kata-kata. “Saya disuruh masak, dikasih janji manis, tapi akhirnya saya malah didepak begitu saja,” ucapnya lirih dalam wawancara. Lebih menyakitkan, resep yang ia kembangkan tetap digunakan, tanpa ada penghargaan atau kompensasi yang layak.
“Jangan Bahas Bebek”
Saat topik soal bisnis bebek muncul dalam percakapan, ekspresi King Abdi langsung berubah. Ia dengan tegas meminta agar pembahasan itu dihentikan. “Saya trauma saja kalau bahas bebek,” ujarnya. Trauma itu lahir dari kekecewaan mendalam karena merasa dikhianati oleh orang yang pernah ia percaya.
Meski tidak menyebutkan nama, King Abdi memberi petunjuk bahwa pemilik resto bebek sego tempong punya artis itu adalah sosok yang sangat dikenal publik. Bahkan, sang host podcast, Dery, pun mengaku pernah mencicipi menu dari resto tersebut.
Bangkit dan Melangkah Maju
Namun, dari peristiwa tersebut, King Abdi memilih jalan untuk bangkit. Alih-alih tenggelam dalam kekecewaan, ia terus membangun brand-nya sendiri. Kini, ia aktif berkolaborasi dengan berbagai nama besar seperti almarhum Babe Cabita, Vicky Nitinegoro, dan Ivan Gunawan dalam lini kuliner berbeda.