finnews.id – Dunia musik Indonesia sudah tak asing dengan nama Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Namun, bagaimana dengan anak mereka, Dul Jaelani? Ternyata, perjalanannya di industri musik tidak selalu mulus meski ia lahir dari keluarga musisi ternama. Dul memilih untuk tidak serta-merta memanfaatkan nama besar orangtuanya, melainkan berjuang dari bawah seperti musisi kebanyakan.
Manggung Tanpa Dibayar: Awal Perjuangan Dul Jaelani
Dalam sebuah wawancara, Dul Jaelani mengungkapkan bahwa ia pernah melalui fase sulit di awal kariernya. “Dulu sempat ngalamin fase manggung enggak dibayar,” ceritanya. Ia bahkan masih mengingat jelas pengalaman pertamanya tampil di Atrium Senen yang hanya diganjar dengan makan, bukan bayaran.
Pengalaman ini menjadi bukti bahwa Dul tidak ingin sekadar mengandalkan privilege sebagai anak musisi legendaris. Ia memilih untuk belajar dari nol, merasakan kerasnya industri musik tanpa bantuan langsung dari ayah atau ibunya.
Eksperimen Musik yang Tak Selalu Diterima
Dul Jaelani sempat mencoba peruntungan di genre grunge alternatif, namun sayangnya musiknya hanya di terima oleh kalangan tertentu. Tak menyerah, ia kemudian membentuk grup musik bernama Qodir bersama Muhammad Xavier, Deriel Sudiro, dan Axel CB.
Band ini merilis album berjudul Seribu Bulan (2022) yang mengangkat isu-isu sosial remaja, mulai dari kecemasan, kebebasan berekspresi, hingga keresahan di media sosial. Namun, lagi-lagi, respons pasar tidak sebaik yang di harapkan.
“Sempat drop, pengin nyerah jadi musisi,” akunya. Tapi justru di titik itulah Dul semakin memahami arti perjuangan.
Belajar Mandiri dan Menolak Bantuan Orangtua
Sikap mandiri Dul Jaelani sangat terlihat ketika ia dengan tegas menolak memanfaatkan nama besar orangtuanya. Ia bahkan pernah menolak lirik buatan Maia Estianty karena ingin membuktikan kemampuannya sendiri.
“Bisa aja, ‘Ayah buatin lirik dong yang bagus, buatin musik yang bagus,’ ‘Bunda tolong dong buatin lirik yang bagus,'” ujarnya. “Tapi, itu menurutku bahaya buat mental seorang seniman karena manja jadinya kan.”
Prinsip ini yang membuatnya terus berkembang. Dul sadar bahwa menjadi anak musisi ternama adalah pedang bermata dua—bisa memudahkan, tapi juga bisa menjadi beban jika ia tidak bisa membuktikan diri.
Kini, Siap Belajar dari Sang Ayah
Setelah melewati berbagai tantangan, Dul Jaelani kini justru ingin lebih dekat dengan sang ayah, Ahmad Dhani. Di usia 24 tahun, ia merasa sudah saatnya untuk belajar lebih dalam tentang musik dari sosok yang telah sukses di industri ini.
“Malah sekarang ini sebenarnya pengin belajar sama bokap, baru umur 24 ini pengin deep talk,” ungkapnya. Sayangnya, kesibukan Ahmad Dhani sering menjadi kendala.
Kesimpulan
Perjalanan Dul Jaelani membuktikan bahwa nama besar orangtua bukanlah jaminan kesuksesan. Ia memilih untuk berjuang mandiri, jatuh bangun di dunia musik, sebelum akhirnya siap menerima bimbingan dari sang ayah.
Kini, ia tidak hanya sekadar “anak Dhani dan Maia”, melainkan seorang musisi yang berusaha menemukan identitasnya sendiri. **