“Seluruh sampah yang diangkut ke RDF Plant Rorotan menggunakan truk compactor, termasuk lima unit truk compactor listrik ini. Kedepannya kita akan terus tambah lagi,” ungkapnya.
Selain itu, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) akan disiapkan di beberapa lokasi strategis seperti pool truk DLH, RDF Plant Rorotan, dan TPST Bantar Gebang.
Teknologi pengisian dayanya menggunakan sistem super fast charging, yang memungkinkan baterai kendaraan terisi penuh hanya dalam waktu 20 hingga 30 menit.
“Kami juga telah melatih para operator untuk mengoperasikan compactor listrik ini. Pengoperasiannya cukup mudah dan tidak jauh berbeda dengan compactor konvensional berbahan bakar solar, sehingga adaptasi berjalan lancar,” ujarnya.
Upaya ini menjadi bagian dari visi jangka panjang Pemprov DKI Jakarta dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang rendah karbon dan berkelanjutan.
Asep pun meyakini bahwa di masa depan, seluruh armada truk sampah di Jakarta dapat menggunakan compactor listrik, seiring dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur pendukungnya.
“Jakarta ingin menunjukkan bahwa transisi menuju kendaraan ramah lingkungan bukan hal yang mustahil. Semua bisa dimulai dari sekarang, dan bukan tidak mungkin ke depan seluruh truk sampah kami adalah truk listrik,” tegas Asep. (Cahyono)